Frensia.id- Mahbub Djunaidi merupakan ketua pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Banyak yang bertanya tentang rekam jejak kehebatannya.
Banyak orang yang mempertanyakan. Pasalnya, selain Mahbub masih menjabat sebagai pejabat teras Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ia juga bukan bagian dari tokoh pendiri PMII.
Pertanyaaan demikian yang dibongkar oleh KH. Munsif Nahrawi di acara “Coffe Morning” dan Sarasehan yang diadakan oleh Yayasan Sahabat Ulul Albab Jember, 05/10/2024.
Ia hadir sebagai pembicara dengan tema “Kilas Balik dan Tutur Sang Pendiri PMII”.
KH. Munsif Nahrowi sendiri adalah salah satu dari 13 founder PMII yang saat ini masih hidup. Tentu, ia adalah satu-satunya saksi hidup yang menjadi saksi mata terpilihnya Mahbub.
Dalam pemaparannya, yang unik adalah terpilihnya Mahbub secara aklamasi.
“Bukan bagian dari 14 orang. Mahbub Djunaidi terpilih secara aklamasi. Ini yang menurut saya unik”, paparnya.
Setidaknya ada tiga hal yang menurutnya, adalah alasan Mahbub dipilih sebagai ketua pertama PMII.
Putra Ulama’ Hebat
Mahbub adalah putra KH. Muhammad Djunaidi.
“Itu putranya Kiai Djunaidi. Ulama’ hebat yang juga beperan dalam melawan kolonial”, tambahnya.
Disebutkan bahwa di situasi perang, saat Belanda melancarkan agresi militer memang sangat memengaruhi kehidupan banyak tokoh dan masyarakat, termasuk Kiai Djunaidi.
Ketika Jakarta menjadi pusat pertempuran dan ketegangan semakin memuncak, banyak orang memutuskan untuk mengungsi demi keamanan.
Kiai Djunaidi, bersama keluarganya, akhirnya memilih untuk meninggalkan Jakarta dan pindah ke Solo.
Panjang sejarah tersebut, yang membuat para pendiri memilih Mahbub adalah kerena ia merupakan putra ulama’ yang pernah melawan berhadapan-hadapan dengan kolonial.
Anak Gaul
Ternyata Mahbub, dalam padangannya KH Munsif, juga pandai bergaul. Ia dekat pada siapapun.
“Dia bisa ngobrol dengan tukang becak hingga menteri”. Ungkapnya.
Dengan demikian, anak gaul yang dimaksud, adalah skill berkomunikasi dengan siappun.
Terkenal Karena Jurnalis
Nama Mahbub memang sudah dikenal luas, terutama di kalangan jurnalis dan aktivis.
Ia berhasil menorehkan prestasi dengan menjadi pimpinan redaksi salah satu koran nasional, menunjukkan kiprah dan dedikasinya dalam dunia jurnalistik.
“”Dia jadi pimpinan redaksi koran nasional”, pungkasnya.
Makanya, tidak heran, jika ia dikenal dengan pendekar pena.