Frensia.id- 6 tradisi unik Pagar Nusa yang membuat disebut-sebut sebagai benteng modeasi. Keunikannya karena merupakan transformasi tradisi agama yang dianggap oleh akademisi melahirkan nilai-nilai moderasi.
Mulyadi dan rekan-rekannya yang berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dan UIN Raden Fatah Palembang melakukan pengamatan pada rutinitas komunitas pencak silat asli Indonesia ini. Mereka menemukan sejumlah tradisi unik yang menjadi sejumlah nilai-nilai moderasi.
Temuan mereka telah terbit tahun 2023 kemarin. Dipublikasi Al Hayat dalam bentuk jurnal.
Riset mereka memandang ada kontribusi besar dalam pencak silat sebagai instrumen efektif memperkenalkan perilaku moderasi. Bahkan jaga sebagai tradisi untuk melawan radikalisme agama.
Salah satunya Pagar Nusa, perguruan silat ini tak hanya berfungsi sebagai seni bela diri. Akan tetapi juga sebagai media yang mampu mengajarkan nilai-nilai moderasi dan toleransi.
Nilai-nilai didapatkan dari tradisi-tradisi unik yang biasa dilakukan di Pagar Nusa. Sedikitnya, ada 6 tradisi yang ditemukan rutin dilakukan oleh perguruan pencak silat khas Nahdlatul U’ama’ ini.
Tahlil
Tahlilan dalam sebuah upacara keagamaan yang umumnya berasal dari perpaduan budaya lokal dan Islam. Tradisi ini sering dilakukan oleh kalangan masyarakat Nahdlatul Ulama (NU).
Tahlil bukan hanya sekadar praktik ritual, tetapi juga merupakan prosesi keagamaan yang mencerminkan keinginan para pelakunya untuk berbuat baik kepada seseorang. Dengan tradisi ini anggota Pagar Nusa memiliki rasa toleransi yang tingggi.
Tawassul
Jika menggunakan hakikat atau diri sendiri sebagai sarana tawassul, maka ia mencari keselamatan bagi dirinya sendiri. Namun ketika seseorang menggunakan apa yang dimiliki oleh Nabi atau orang saleh lainnya sebagai tawassulnya, maka ia memiliki rasa hormat tinggi.
Amal mutawassil yang berupa sahabah Rasul atau orang-orang saleh adalah amal nyata yang digunakan sebagai sarana untuk melahirkan tindakan moderasi.
Istighasah
Tradisi ini sama dengan tahlil, dilakukan secara bersama-sama. Tujuannya adalah berdo’a bersama-sama untuk sesama manusia. Tradisi ini memperlihatkan eratnya gairah agama dengan kemanusiaan.
Sholawat Nariyah
Sholawat ini dipercaya merupakan tradisi yang melahirkan sambungan pada nabi Muhammad. Nilai yang dimunculkan dari tradisi ini adalah keterhubungan perjuangan dengan nabi sebagai solidaritas bersama.
Asmaul Husna dan Ziarah
Asmaul Husna yang merupakan bacaan nama-nama Allah memberikan pemahaman tentang kasih sayang Tuhan pada seluruh ciptaannya. Sedangkan ziarah membentuk kesadaran tindakan yang berorientasi pada kebaikan di akhirat.
Tadabbur Alam
Tadabbur alam salah satu cara dalam tradisi Pagar Nusa yang mengingatkan pentingnya menjaga keaslian alam. Kegiatan ini berfungsi untuk menunjukkan keindahan dan keaslian alam yang harus dilestarikan bersama dengan penuh kesadaran.
Dengan tadabbur alam, peserta diharapkan dapat lebih menghargai alam dan memahami pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral mereka untuk menjaga hidup semua makhluk.
Pagar Nusa mengamalkan berbagai ritual di atas, membuktikan mereka memperkuat prinsip moderasi. Melalui praktik-praktik ini, nilai-nilai moderasi dalam kehidupan beragama semakin terwujud.
Dengan menekankan keseimbangan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman. Ritual-ritual tersebut tidak hanya memperdalam spiritualitas, tetapi juga membangun harmoni dalam hubungan sosial dan lingkungan.