Banyak Pemain Naturalisasi Untuk Perkuat Timnas, Dilarang Diejek!

Ilustrasi, Banyak Pemain Naturalisasi Untuk Perkuat Timnas, Dilarang Diejek! (Sumber @erickthohir & statingeleven.id
Banyak Pemain Naturalisasi Untuk Perkuat Timnas, Dilarang Diejek!

Frensia.id- Banyaknya pemain yang berasal dari naturalisasi untuk memperkuat Tim Nasional (Timnas) Indonesia saat ini. Beberapa warganet ada yang tidak bangga bahkan cenderung mengejek. Oleh beberapa peneliti, hal tersebut disarankan perlu dilarang

Hasea Sinaga dan Tamaulina Br Sembiring menulis penelitian berjudul Bola Indonesia Di Media Sosial Dan Hukum Yang Berlaku. Riset baru diterbitkan tahun 2024 ini oleh PT Banjarese Pasifik Indonesia.

Banyak pemain yang dinaturalisasi oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia. Kemarin saja 30/04/2024, Erik Thohir menambah Maarten Paes, setelah sebelum sudah 10 pemain yang dicatat telah resmi menjadi WNI.

Bacaan Lainnya

Hal demikian tentu menimbulkan pro-kontra. Ada yang secara penuh memperbolehkannya, ada yang tidak begitu sepakat.

Pendapat yang tidak sepekat, kadang tidak hanya melakukan kontra argumen. Akan tetapi bisa masuk pada tindakan penghinaan atau lontaran ejekan-ejekan pada pemaian yang bersangkutan.

Hasea dan Tamaulina menyusun risetnya. Tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menghindari perilaku merendahkan pemain olahraga, tetapi juga untuk mendalaminya lebih lanjut akan konsekuensi-konsekuensinya.

Dengan menggali berbagai referensi pustaka, keduanya berusaha untuk menguraikan secara rinci konsekuensi negatif dari tindakan merendahkan tersebut. Tentu tindakan yang melecehkan, mencaci atau sebagainya dapat mempengaruhi atau berakibat buruk.

Bukan hanya itu, riset yang mereka lakukan,  tampak juga menyoroti bahwa pemain olahraga dari yang biasa hinga pihak yang mendukung naturalisasi terjadi.

Mereka juga menganalisis respon duta dari Indonesia yang berjuang untuk meraih prestasi bagi bangsa di tingkat nasional dan internasional.

Proses riset ia lakukan dengan memakai metode kualitatif deskriptif, demi mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena ini.

Diharapkan bahwa dengan melibatkan data dari berbagai sumber, keduanya peneliti ini dapat memberikan wawasan komprehensif tentang bagaimana perilaku merendahkan dapat berdampak negatif pada pemain, termasuk potensi kerusakan pada kesehatan mental mereka.

Jadi keduanya tidak hanya sekadar menyoroti masalah sosial, penelitian ini juga mencoba menghubungkan perilaku merendahkan dengan kemungkinan penyakit mental.

Hasil penelitiannya menegaskan bahwa mendukung pemain dan menghindari perilaku negatif bukan hanya menjadi tanggung jawab moral, tetapi juga kunci untuk menjaga kesehatan mental individu.  

Bahkan jika terus dibairkan, hal tersebut dianggap dapat menyebab terjadinya diskriminasi rasial yang lebih luas.