Frensia.id- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tampaknya sangat seriur membangun program paylatternya. Direkturnya, Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa sebenarnya alasan peluncuran fitur paylater, salah satunya, guna menguatkan nasabah dalam mengakses ke kartu kredit. Fitur ini merupakan memiliki fungsi pembayaran elektronik dengan scan QRIS di aplikasi myBCA. Jadi nasabah yang dapat memakainya adalah yang memiliki BCA ID.
Sebagaimana dilansir dalam sebuah laman online bisnis. Ia mengaku bahwa ada keterbatasan penggunaan kartu kredit. Dikarenakan syaratnya ketat. Fitur Paylater BCA dirancang sebagai jalan yang lebih fleksibel. Utamanya pada nasabah yang belum bisa mendapat akses kartu kredit. Tentunya, tetap melihat track recordnya.
Program ini tampaknya sukses. Terbukti, kinerja Paylater BCA sangat positif, terhitung hingga akhir Desember 2023 tahun kemarin dari sejak diluncurkannya sekitar bulan oktober sebelumnya. Tercatat program ini menyedot sekitar 52.000 customer. Jahja menjelaskan dana yang sudah diberiakan mencapai Rp400 miliar. Padahal beru berjalan 2,5 bulan.
Selain dari pada itu, Jahja juga menjelaskan bahwa paylater tidak akan digunakan sebagai alat untuk menutup pinjaman yang lain. Yang dia resahkan sebenarnya kondisi masyarakat yang banyak terjebak dalam siklus pinjaman yang sulit terputus. Misalnya kasus pinjaman online (pinjol). Karena kebutuhan pokok masyarakat terpaksa dan terlilit oleh pinjaman tersebut. Bunganya sangat tinggi, akhirnya tidak mampu membayar. Sehingga, terpaksa pinjam ke yang lain. Masalah ini, yang tampaknya berharap dapat diselesaikan dengan adanya program paylater BCA.