Ekonomi Feminis: Mengenal Disiplin Ilmu Gerakan Politik Perempuan

Gambar Feminisme Ekonomi (Sumber; Ilustrasi Canva)

Frensia.idPerempuan selalu dianggap manusia nomor 2 setelah lelaki. Itu sebabnya ada gerakan politik perlawanan terhadap klaim tersebut. Hal demikian yang juga menyebabkan lahirnya disiplin ilmu bernama Ekonomi Feminis.

Ekonomi feminis telah menjadi sebuah gerakan intelektual dan politik yang penting sejak tahun 1990-an, walaupun akarnya dapat ditelusuri hingga abad ke-19. Sejak kemunculannya, ekonomi feminis telah mengalami perkembangan yang signifikan, mengembangkan konsep-konsep baru, kerangka analitis, dan metodologi unik yang mencerminkan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara gender dan ekonomi.

Salah satu penelitian Astrid Agenjo-Calderón dan Lina Gálvez-Muñoz menjelaskan banyak tentang hal ini. Riset yang diterbitkannya dalam The American Journal of Economics and Sociology pada tahun 2019 menyebutkan bahwa salah satu ciri khas utama dari pendekatan ekonomi feminis adalah pengakuan bahwa gender yang merupakan kategori utama yang memengaruhi berbagai aspek perekonomian, termasuk produksi, distribusi, dan konsumsi.

Bacaan Lainnya

Dengan menempatkan gender di pusat analisis, ekonomi feminis menekankan pentingnya memahami hubungan antara jenis kelamin dan pembagian kerja, struktur kekuasaan yang melingkupinya, serta dampaknya terhadap proses inklusi dan eksklusi dalam sistem ekonomi.

Lebih dari sekadar teori, ekonomi feminis juga telah berkembang menjadi sebuah praktek politik yang aktif. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah sistem ekonomi agar lebih inklusif dan adil bagi semua individu, tanpa memandang gender.

Dengan menekankan prinsip kesetaraan, ekonomi feminis bertujuan untuk menciptakan kondisi di mana semua orang memiliki akses yang sama terhadap kesempatan, sumber daya, dan kehidupan yang bermartabat.

Setidaknya, nalar ekonomi perlawanan ini dibagi menjadi dua ruang lingkup. Yang pertama, adalah nalar dikursus perempuan di ranah mikro ekonomi atau ekonomi keluarga.

Pembahasan-pembahasannya umum adalah menganalisis patriarki yang terjadi dalam ruang kerja private keluarga. Biasanya yang dikaji adalah perlawanan perempuan pada klaim bahwa mereka hanya bisa memasak dan menemani suaminya tidur.

Yang kedua, adalah nalar heterodoks. Diskusi dan metodenya tidak sekedar menyangkut pembagian tugas dalam keluarga. Namun merambah pada persoalan diskriminasi perempuan di publik ekonomi, seperti dalam kebijakan politik industri.

Pada intinya, gagasan ekonomi feminis menurutnya diangkat sebagai disiplin ilmu yang diupayakan sebagai gerakan politik dan pengetahuan. Intinya, untuk menghadapi skenario-skenario baru ini, menciptakan ruang bagi pembangkangan dan keberanian politik, dan menentang akal sehat terbatas dan membatasi untuk mengatakan bahwa segala sesuatu yang adil dan baik adalah hal mustahil.