Gala Bunga Matahari, Lagu yang Hanya Bisa Dihayati oleh Seseorang yang Mempunyai Pengalaman Ditinggal Mati

bunga matahari (Ilustrasi/arif)

Frensia.id- Gala Bunga Matahari, lagu yang bercerita mengenai duka cita dan kerinduan ini hanya bisa dihayati dan dipahami secara utuh oleh pendengar yang mempunyai pengalaman ditinggal untuk selama-lamanya oleh seseorang yang ia cintai.

Selain itu, lagu yang menjadi salah satu dari album Markers And Such Pens Flashdisk merepresentasikan harapan orang yang ditinggal mati akan bisa bertemu kembali sekalipun lewat mimpi.  

Sempat viral dan menyita perhatian publik banyak, setelah beberapa bulan yang lalu, tepatnya Juni, diunggah di you tube oleh chanel penyanyinya, Sal Priadi. Berdasarkan pantauan Frensia.id, sampai detik ini, Rabu (11/09/2024) telah diputar sebanyak 31.905.932 kali.

Bacaan Lainnya

Lagu tersebut mampu membawa emosi pendengar untuk terhanyut akan suatu kenangan duka yang pernah melintas dalam hidupnya.

Lirik yang ditulis oleh penyanyinya sendiri, menceritakan tentang suasana kerinduan dan duka cita karena ditinggal oleh seseorang yang sangat dicintai.

Dalam clip video yang diperankan oleh Landung Simatupang dan Gempita Nora Marten, konteks duka cita yang dibawakan adalah berkaitan dengan kematian seorang wanita yang sangat dicintai.

Tetapi lebih dari itu, pendengar bisa mendapatkan pemaknaan lebih luas untuk terbawa dalam suasana duka, seperti halnya pengalaman yang disampaikan oleh Sal Priadi sendiri dalam suatu acara, saat ia ditanya ihwal lagu tersebut.

“jadi waktu gue nulis tentu saja karena pengalaman pribadi gue ditinggal sama bokap, sama nenek-kakek gue. Sama kucing gue bahkan, kucing kesayangan gue berpulang. Terus pandemi membuat gue mendengar banyak cerita orang berpulang”, jelasnya.

Selain lirik yang mengandung kerinduan untuk bertemu, penulis juga mencoba menggambarkan bagaimana kondisi tempat seseorang yang telah berpulang, sebagaimana narasi berikut.

Adakah sungai-sungai itu benar-benar
Dilintasi dengan air susu?
Juga badanmu tak sakit-sakit lagi
Kau dan orang-orang di sana muda lagi

Priadi membenarkan, dalam suatu acara ketika diinterview, bahwa ilustrasi tersebut berasal dari teks-teks agama.

Dalam lagunya tersebut, yang bernada muram dan sendu sebenarnya harapan yang hendak diketengahkan oleh pengarang bukanlah upaya untuk mengingat kesedihan dan merenungi sesuatu yang dirindukan, justru sebaliknya yaitu tentang harapan hidup.

“lagu ini sebenarnya tentang kerinduan seseorang yang telah berpulang, terus ini harapan hidup bahwa kita harus terus berjalan ketika orang itu sudah nggak ada”, ujarnya.