Hari Raya Imlek: Menelusuri Hubungan Islam dan Cina

Frensia.id -Hari Raya Imlek merupakan salah satu perayaan tahunan etnis tionghoa di seluruh dunia, termasuk perayaan itu dilaksanakan di negara yang kaya dengan suku dan etnis dan budaya, negara Indonesia. Perayaan imlek ini selalu semarak di laksanakan di Indonesia dengan pertunjukan barongsai yang dilakukan diberbagai titik di kota-kota juga perayaan itu terlihat fasilitas umum yang ramai terpasang lampion.

Tidak hanya itu, Hari Raya Imlek terdapat sisi menarik jika telusuri hubungan Islam dan cina. Keakraban Islam dan Cina ini diungkap oleh salah satu pakar tafsir Indonesia, Quraish Shihab. Menurut pengarang tafsir Al-Azhar tersebut Islam dan Cina memiliki hubungan yang cukup akrab.

Perayaan hari raya imlek dilakukan di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim bukanlah hal baru. Mengingat hubungan Islam dan Cina menurut Quraish Shihab sudah terjalin akrab sejak dari dulu yakni sejak pada masa sahabat. Salah satu sahabat yang pernah berkunjung ke Cina adalah Sa’ad bin Abi Waqqash.

“Hubungan Islam dan Cina hubungannya sebenarnya cukup akrab. Dalam sejarah dikemukakan bahwa sahabat Nabi sudah pernah berkunjung ke Cina. Walaupun diperselisihkan keshahihan ini, sahabat Nabi itu bernama Sa’ad bin Abi Waqqash. Ada juga putra dari yang menyusukan Nabi, yang menyusukan Nabi itu Halimah Sa’diyah, putranya itu pergi ke Cina pada masa khalifah Umar.” Penuturan Qurais Shihab dalam kanal Youtube Najwa Shihab

Tidak berhenti disitu, dalam pengakuan mantan menteri agama tersebut saat ia berkunjung ke Cina ia mendapatkan informasi bahwa di Cina terdapat kuburan sahabat Nabi.“Bahkan waktu Abi ke Cina itu ada yang mengatakan bahwa di sini (Cina) ada kuburannya sahabat Nabi meskipuan itu diperselisihkan.” Tambah Qurais Shihab

Kaitannya Cina dengan Islam di Indonesia, Quraish Shihab menuturkan orang-orang Cina datang berdakwah ke Nusantara yang saat itu di Indonesia memang sudah ada Islam.

“Dan buat kita di Indonesia itu lebih diperkuat lagi dengan kedatangan penganjur agama Islam ke Indonesia. Jadi, ada orang-orang Cina yang menganjurkan yang datang berdakwah Islam Nusantara yang ketika itu memang sudah ada umat Islam di sini (Indonesia). Jadi, hubungan itu sebenarnya adalah hubungan akrab. Hubungan itu adalah hubungan kemanusiaan.” Tuturnya