Frensia.id – Faedah shalat tarawih malam ke sembilan nampaknya ada kemiripan dengan faedah shalat tarawih malam ketujuh dan shalat tarawih malam ke delapan.
Seperti dilansir dari Frensia.id fadilah shalat tarawih malam ke tujuh seperti membela Nabi Musa as dan malam ke delapan seperti memperoleh anugerah seperti anugerah Nabi Ibrahim as.
Pada malam ke sembilan seorang mukmin yang mengerjakan shalat tarawih seperti ibadahnya para Nabi. Kesamaan dari keutamaan shalat tarawih pada malam ketujuh, kedelapan dan kesembilan sama-sama dalam konteks ibadah.
Shalat tarawih malam ketujuh seperti membela perjuangan dakwah Nabi Musa tentu dakwah masuk konteks ibadah.
Pada shalat tarawih malam ke delapan seperti anugerah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim, salah satu anugerahnya bergelar khalilullah karena kesabarannya menjalani perintah Allah yang juga dalam konteks ibadah.
Malam ke tujuh dan mala ke delapan sama-sama konteks ibadah, meskipun tidak tertera secara gamblang teks ibadahnya. Sedangkan keutamaan malam ke sembilan tarawih secara gamblang menyebutkan seperti ibadahnya para Nabi.
Keterangan tersebut sebagaimana tertuang dalam kitab Durratun Nashihin karya Umar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir.
وَفِى اللَّيْلَةِ التَّاسِعَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى عِبَادَةَ النَّبِىِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
Pada malam kesembilan, seakan-akan beribadah kepada Allah sebagaimana ibadahnya para Nabi.
Fadilah atau keutamaan shalat tarawih malam ke sembilan seperti ibadah para Nabi. Tentu keutamaan tersebut adalah yang sungguh luar biasa. Sebab ibadahnya para Nabi bukanlah ibadah seperti manusia biasa.
Ambillah contoh ibadahnya Nabi yang sering disebut dalam sholawat ketika sholat, yakni Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim as.
Bagaimana ibadahnya Nabi Ibrahim yang benar-benar tulus karena Allah saw. Nabi Ibrahim adalah sosok yang gemar berjihad dengan hartanya seperti senang berkurban dan memberi makan.
Didalam al-Quran disebutkan berjihad dengan harta disebutkan lebih awal baru kemudian berjihad dengan raga, sebagaimana terekam dalam Q.S Ash-Shaaf 10-11. Namun Nabi Ibrohim berjihad dengan harta bukanlah hal yang berat sebagai bentuk ibadah kepada Allah swt.
Begitu pula Nabi Muhammad saw, sebagai Rasul kekasih Allah swt yang telah diampuni dosa-dosanya namun beliau shalat sampai kedua kakinya bengkak.
Ketika ditanya oleh Aisyah kenapa Rasul melakukan hal itu jawaban Rasulullah sungguh menakjubkan. Rasul menjawab “Tidak bolehkah aku senang bila menjadi hamba yang bersyukur”