Kiai Marzuki, NU dan Perjuangan “Civil Islam”

Frensia.id- Bagi masyarakat Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar adalah kiai yang mashur, khususnya di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai seorang ulama, sosok kelahiran Blitar (1966) ini sudah sejak lama berkiprah di NU, tercatat menjadi ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang 2 Periode. Kemudian pada 2018, terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur hingga 2023.

Ia Terpilih menjadi ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur menggantikan KH. Mutawakkil Alallah, setelah memperoleh suara terbanyak yakni dengan 30 dukungan. Secara aklamasi terpilih menjadi ketua Tanfidziyah karena sesuai tata tertib bakal calon bisa lolos menjadi calon dengan dukungan minimal 17 suara.

Sementara dua kyai lainnya tidak lolos yakni KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin hanya mendapat 11 dukungan suara dan KH Abdul Nasir Badrus 4 suara, keduanya tidak bisa melanjutkan ke babak pemilihan.

Bacaan Lainnya

Sebagai seorang ulama dan pemimpin organisasi NU yang memiliki pengaruh besar dalam bidang agama dan sosial, Kyai Marzuki juga berkontribusi dalam pendidikan agama dan dakwah. Kepemimpinannya di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dikenal efektif dalam menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

Dalam memimpin NU Jawa Timur, Ia tidak hanya melakukan, penguatan organisasi, peningkatan kualitas pendidikan, kegiatan sosial dan kemanusiaan, pemeliharaan ajaran dan tradisi NU, dialog dan kerjasama, namun juga penguatan ekonomi umat dan kesehatan.

Misalnya, menjelang 1 abad NU tahun 2022, PWNU Jatim meluncurkan 9 program. Saat itu dihadiri oleh Rais ‘Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar dan Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa. Bahkan, Khofifah mengapresiasi atas launchingnya countdown 1 Abad NU tersebut.

Dilansir dari NU.Online 9 program tersebut Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil), Hari Santri Nasional (HSN), percepatan pengadaan Fasilitas Kesehatan (Faskes), istighotsah kubro dengan satu juta nahdliyin,got talent dan goes to campus, bahtsul masail, pemberdayaan ekonomi umat dan yang terakhir Santri  Calture Ninght Carnival (SNNC).

Tentu masih banyak program lainnya, sebagaimana yang menjadi fokus dan program prioritas Kiai Marzuki yaitu pendidikan, kesehatan dan akidah. Sehingga tidaklah berlebihan jika Kiai yang dinobatkan sebagai Man of The Year Jatim 2020 dari Anugerah TIMES Indonesia ini, melalui Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur mengembangkan konsep dan implementasi civil Islam dan civil society.

Civil Islam merujuk pada konsep Islam yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan keterbukaan dalam beragama dan bermasyarakat. Dalam pengabdiannya, Kiai Marzuki melakukan berbagai upaya, seperti pada aspek pendidikan moderat. Ia mendorong pendidikan Islam inklusi dan moderat di pesantren dan lembaga pendidikan NU sendiri. Serta mengajarkan nilai-nilai toleransi, kebhinekaan dan persaudaraan antar umat beragama.

Dalam sikap keagamaan, kiai marzuki menyampaikan fatwa atau pandangan keagamaan biasanya mengedepankan harmoni dan cenderung menolak ekstremisme. Terlihat dalam khotbah atau ceramahnya senantiasa menegaskan pentingnya menjaga kedamaian, persatuan dan keutuhan bangsa.

Dedikasi atas komitmennya menjaga kedamaian, tahun 2020  kiai Marzuki mendapat kehormatan sebagai Duta Internasional Perdamaian dari Founder Vision of Peace Awards Indonesia (VPAI), Demien Dematra.

Kiai Marzuki senantiasa mengingatkan cara beragama mengikuti ulama yang memiliki kedalaman ilmu, seperti Kiai Bisri Syamsuri ulama yang menguasai ilmu agama secara bahasa, teks dan konteks. Ia juga aktif dalam dialog lintas agama untuk membangun pemahaman dan kerjasama yang baik antara umat beragama.

Selain pada level civil Islam, melalui pengabdian  di NU Kiai Marzuki juga telah berjuang  dan memperkuat civil society di Jawa Timur. Melalui jalur penguatan organisasi, Kiai Marzuki menguatkan struktur dan kinerja organisasi NU di tingkat wilayah dan cabang. Mendorong persipasi masyarakat nahdliyin dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi yang diselenggarakan oleh NU.

Pemberdayaan Ekonomi Umat, Kiai Marzuki menginisiasi program program pemberdayaan ekonomi bagi anggota NU, seperti koperasi, pelatihan keterampilan dan dukungan untuk UKMK. Tidak hanya itu, Kiai Marzuki juga menggalang dana dan sumber daya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan terdampak bencana. Misalnya, dibawah kepemimpinannya tercatat LAZISNU PWNU Jawa Timur (2023) menyerahkan sebesar 2.6 M kepada pengurus NU Care-LAZISNU PBNU untuk donasi kemanusiaan Palestina.

Model lainnya perjuangan civil society Kiai Marzuki adalah memperjuangkan hak-hak dan keadilan sosial bagi warga NU dan masyarakat luas, terutama dalam isu-isu seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

Kiai penulis kitab al-Muqtathofat li Ahlil Bidayat ini juga mendorong anggota NU untuk melek dan terlibat dalam proses politik, secara etis dan bertanggungjawab. Hal itu untuk memastikan nilai-nilai keagamaan dan moral terwakili dalam kebijakan publik.

Kiai yang meraih gelar doktor predikat ‘Dengan Pujian’ dari Universitas Islam Malang (Unisma) ini, telah memberikan kontribusi signifikan selama mengabdi sebagai ketua PWNU Jatim.  Meskipun tidak lagi memegang posisi tersebut, kiprah dan inspirasinya tetap memiliki tempat khusus di hati warga NU. (*)

*Moh. Wasik (Anggota LKBHI UIN KHAS Jember, Penggiat Filsafat Hukum dan Anggota Dar Al Falasifah)