Perjanjian Baljuna, Tekad Kuat Jenghis Khan untuk Kembali Mengkonsolidasikan Puing-Puing Kekuasaannya yang Retak

Rabu, 4 September 2024 - 13:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jenghis Khan (ilustrasi/arif)

Jenghis Khan (ilustrasi/arif)

Frensia.id- Perjanjian Baljuna menjadi peristiwa penting bagi Jenghis Khan dan pasukan rekrutannya setelah sumpah yang dianggap sangat puitis itu diucapkan, merepresentasikan perasaan kekalahan dan posisi paling mengenaskan kala itu.

Atas dasar kebersamaan dalam konteks titik terendah sang pemimpin besar bangsa Mongol yang paling legendaris tersebut, dengan disaksikan oleh sisa-sisa loyalisnya yang masih hidup, mengucapkan sebuah sumpah.

“jika aku berhasil menyelesaikan ‘pekerjaan besar’, maka aku akan berbagi suka dan dukanya dengan kalian. jika aku melanggar perkataan ini, maka biarkan aku menjadi seperti sungai ini, diminum oleh orang lain”.

Sumpah itu diucapkan setelah kekalahannya yang cukup tragis. Hasrat akan kekuasaannya yang berusaha untuk mencaplok dominasi suku Kereit dibawah kepemimpinan Thogrul ternyata ketahuan.

Hal tersebut bermula saat Jenghis Khan menawarkan aliansi dengan cara pernikahan antara keluarganya dan keluarga Thogrul.

Baca Juga :  Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia

Siyasat yang kiranya cukup taktis tersebut dicium oleh salah satu putra Thogrul yang bernama Senggum. Akhirnya secara diam-diam, tanpa sepengetahuan Jenghis Khan mereka melancarkan sebuah serangan dan penyergapan dua kali selama berturut-turut.

Jenghis Khan dan bala tentaranya terpojok dan dapat dikalahkan secara total di gurun pasir Qalaqalijid. Thogrul sendiri tidak mempunyai keinginan untuk membunuhnya dan membiarkannya pergi ke Baljuna.

Baljuna merupakan sebuah sungai atau danau yang tidak dikenal di tenggara Mongolia. Nasib sial yang menimpanya tersebut, kira-kira disertai oleh 2600 atau 4600 orang prajurit saja.

Jenghis Khan yang kelaparan kemudian menangkap seekor kuda liar yang kebetulan lewat dan meminum air berlumpur dari sungai yang dikenal dengan nama Baljuna tersebut. Kemudian mengucapkan sumpah.

Baca Juga :  Sex Pistols: Melampaui Musik dengan Pengaruh Abadi

Mereka yang ikut serta di Baljuna kelak akan dikenal dengan sebutan Baljunatu yang berarti orang Baljuna atau Peminum Air Berlumpur.

Setelah Jenghis Khan meraih kegemilangan dalam karir politiknya, para Baljunatu memperoleh gelar yang cukup prestisius di bawah tampuk kepemimpinan Khan Agung tersebut.

sumpah Baljuna yang diucapkan oleh Jenghis Khan dapat diartikan sebagai titik tolak seseorang untuk mengambil keputusan dalam hidupnya akan dua hal, menyerah dalam arus sejarah atau bangkit untuk membuat sejarah dirinya yang baru, setelah kehancuran hebat tak terperikan yang menimpa.

Dapat dilihat kiranya, Jenghis Khan memilih opsi kedua. Ia tidak tinggal diam untuk menerima nasib tragis yang menimpanya, melainkan meneguhkan keyakinan dirinya dan segala kemampuan yang tersisa untuk kembali memabangun rencanya yang sempat gagal.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata
Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia
Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh
Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India
Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi
Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya
Durasi Belanda Menjajah Indonesia: Sujiwo Tejo dan KH Abdul Mun’im Dz Beda, Siapa yang Benar?

Baca Lainnya

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:02 WIB

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Minggu, 16 Februari 2025 - 05:07 WIB

Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 04:42 WIB

Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:37 WIB

Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India

TERBARU

Opinia

Negara atau Rentenir? STNK Mati, Motor Ikut Pergi

Rabu, 19 Mar 2025 - 05:57 WIB

Kolomiah

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

Selasa, 18 Mar 2025 - 18:52 WIB

Dag Solstad Tutup Usia (Ilustrasi: Prase)

Destinia

Dag Solstad, Sastrawan Terbesar Norwegia Tutup Usia

Senin, 17 Mar 2025 - 22:14 WIB