Frensia.id – Fakta penelitian menunjukkan bahwa luasa Ramadhan memiliki manfaat bagi bagi kesehatan. Puasa Ramadhan ini juga bermanfaat bagi pasien diabetes melitus secara khusus.
Dalam beberapa studi meta analisis menjelaskan bahwa puasa Ramadan memberi manfaat secara signifikan pada pasien penyandang diabetes melitus.
Penelitian yang ditulis Dicky L Tahapary, Syahidatul Wafa, dan Dante S. Harbuwono dalam Jurnal Penyakit Dalam Indonesia tahun 2021.
Menurut Dicky L Tahapary, dkk dalam jurnal berjudul “Puasa Ramadan dan Diabetes Melitus: Risiko, Manfaat dan Peluang Penelitian” menjelaskan bahwa puasa Ramadhan secara khusus dapat memperbaiki kendali metabolik.
Adapun manfaat puasa Ramadhan bagi pasien diabetes melitus menurut penelitian sebagai berikut.
Memperbaiki Kendali Metabolik
Selama pasien melakukan puasa Ramadhan, terjadi jeda periode asupan kalori yang cukup lama dalam setiap hari. Hal ini dapat memperbaiki kendali metabolik bagi pasien diabetes melitus.
Terbukti pasien diabetes melitus saat melakukan puasa ramadan mengalami penurunan kadar glukosa darah, perbaikan parameter lipid, dan penurunan berat badan.
Menurunkan Risiko Kardiovaskular
Selama menjalani puasa Muslim menahan diri dari makan dan minum dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, hal ini sama dengan model time-restridted eating. Time-restridted eating adalah salah satu jenis intermittent fasting yaitu adanya pembatasan waktu makan pada periode tertentu.
Model time-restricted eating terbukti bisa memperbaiki metabolik seperti menurunkan berat badan, tekanan darah, lipid, dan glukosa darah, yang bermanfaat dalam menurunkan risiko kardiovaskular.
Memperbaiki Kendali Glikemik
Intermittent fasting dapat memperbaiki kendali glikemik pada pasien diabetes melitus. Saat berpuasa, terjadi penurunan asupan energi yang berhubungan dengan penurunan produksi insulin, serta peningkatan kadar adenosine monophosphate – activated protein kinase (AMPK)
Aktivasi AMPK pada kondisi deplesi berkaitan dengan perbaikan sensitivitas insulin, homeostasis glukosa, dan bermanfaat terhadap proses healthy aging. Selain itu, intermittent fasting memperbaiki profil adipositas, terutama lemak viseral, melalui defisit energi ringan.