Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar Sampaikan Pentingnya Tabayun Pada Harlah ke-101 NU di Yogyakarta. Yuk! Pahami Makna Tabayun

Thursday, 1 February 2024 - 19:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar saat memberi taujihat atau pengarahan dalam Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-101 Nahdlatul Ulama (1344-1445 H) di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Rabu, 31 Januari 2024. (Foto: dok. PBNU)

Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar saat memberi taujihat atau pengarahan dalam Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-101 Nahdlatul Ulama (1344-1445 H) di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Rabu, 31 Januari 2024. (Foto: dok. PBNU)

Frensia.id – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, menyampaikan pentingnya tabayun ketika mendengar suatu isu-isu mengenai NU.

Hal itu disampaikan pada Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-101 Nahdlatul Ulama (1344-1445 H) di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Rabu, 31 Januari 2024. 

Lantas, apa tabayun itu? Seberapa penting kita memahami dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tabayun adalah mencari kejelasan atau kebenaran tentang sesuatu hingga jelas dan terang. Tabayun sangat penting dilakukan oleh umat Islam, terutama di era informasi yang serba cepat dan mudah seperti sekarang ini.

Banyak informasi yang tersebar di media sosial atau internet yang belum tentu valid dan benar. Jika kita tidak melakukan tabayun, kita bisa terjerumus dalam kesalahan dan fitnah yang bisa merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 6, yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Ayat ini menjelaskan bahwa kita harus melakukan tabayyun terhadap pembawa berita dan isi berita. Kita harus mencari tahu apakah pembawa berita itu bisa dipercaya atau tidak, dan apakah isi berita itu benar atau tidak.

Baca Juga :  Demi Literasi Kelompok Perempuan! Fatayat NU Jember Kuatkan Publikasi Digital
Kita tidak boleh menerima mentah-mentah informasi yang diterima tanpa melakukan pengecekan dan verifikasi. Hal ini untuk menghindari kesalahan, fitnah, dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh informasi yang salah.

Adapun Hadits-hadits yang menjelaskan tentang pentingnya tabayun antara lain adalah:

  • Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda:
    “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6136 dan Muslim no. 47)

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus menjaga lisannya dari perkataan yang tidak bermanfaat atau bisa menimbulkan mudharat.

Jika kita tidak yakin dengan kebenaran informasi yang kita dengar atau baca, maka lebih baik kita diam daripada menyebarkannya tanpa tabayun.

  • Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
    “Cukuplah seseorang itu berdusta jika ia menceritakan semua apa yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5)
Baca Juga :  Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang ia dengar.

Jika ia tidak melakukan tabayyun, maka ia bisa termasuk orang yang berdusta karena menyampaikan informasi yang salah atau palsu.

  • Dari Abu Sa’id al-Khudri RA, Rasulullah bersabda:
    “Jauhilah banyak bertanya-tanya dan banyak mencela, karena sesungguhnya banyak bertanya-tanya dapat merusak agama dan banyak mencela dapat merusak persaudaraan.” (HR. Muslim no. 47)

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus bersikap bijak dalam mencari informasi. Jika ia ingin mengetahui sesuatu, maka ia harus bertanya kepada orang yang ahli dan terpercaya, bukan kepada orang yang fasik atau tidak tahu.

Jika ia mendapatkan informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran, maka ia harus melakukan tabayun, bukan mencela atau menuduh orang lain. Hal ini untuk menjaga agama dan persaudaraan di antara umat Islam.

Demikian penjelasan singkat dan dalil-dalil tentang tabayun yang sempat disampaikan oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar tersebut. Semoga bermanfaat. Aamiin.

Wallahu A’lam Bisshawab

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut
Santri Jember Geruduk Transmart, Tuntut Trans7 Minta Maaf 7 Hari Berturut-turut di Medianya Sendiri
Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo
Ketua Umum DKP Panji Bangsa Kecam Keras Trans7: Bela Kiai, Santri dan Martabat Pesantren
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo
Resmi Ditutup! Gubernur Khofifah Sebut Acara MTQ XXXXI Jatim di Jember Terbaik Sepanjang Sejarah
Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus
Tag :

Baca Lainnya

Wednesday, 22 October 2025 - 12:49 WIB

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut

Thursday, 16 October 2025 - 13:03 WIB

Santri Jember Geruduk Transmart, Tuntut Trans7 Minta Maaf 7 Hari Berturut-turut di Medianya Sendiri

Wednesday, 15 October 2025 - 17:37 WIB

Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo

Tuesday, 14 October 2025 - 13:09 WIB

Ketua Umum DKP Panji Bangsa Kecam Keras Trans7: Bela Kiai, Santri dan Martabat Pesantren

Thursday, 9 October 2025 - 23:16 WIB

Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan

TERBARU