3 Fakta Pesantren di Madura, Dianggap Sebagai Bangunan Ideal Moderasi Beragama

Senin, 15 Juli 2024 - 18:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar 3 Fakta Pesantren di Madura, Dianggap Sebagai Bangunan Ideal Moderasi Beragama (Sumber: trypromptly/Imam)

Gambar 3 Fakta Pesantren di Madura, Dianggap Sebagai Bangunan Ideal Moderasi Beragama (Sumber: trypromptly/Imam)

Frensia.id- 3 fakta pesantren di Madura dianggap paling ideal sebagai bangunan ideal moderasi beragama. Ketiganya ditemukan oleh peneliti Institut Agama Islam (IAIN) Madura.

Ada dua akademisi dari IAIN Madura, Zainuddin Syarif dan Abd Hannan, berupaya mengungkap kuatnya bangunan budaya moderasi di Madura. Budaya ternyata tidak dapat dipisahkan dari peran pesantren-pesantren yang cukup banyak dan memiliki pengaruh yang besar.

Temuan penelitian mereka telah disusun dalam bentuk jurnal. Bahkan, naskahnya sudah diterbitkan dalam jurnal Islamica pada tahun 2020.

Dalam dua peneliti tersebut, budaya sosial masyarakat Madura turut dibentuk oleh eksistensi kreativitas lokal yang berpadu dengan religiusitas. Salah satunya, tentu adalah Pesantren. Sebagai lembaga agama, sangat memiliki pengeruh besar pada bangunan kebudayaan masyarakat Madura.

Baginya, pesantren memainkan peran penting dalam mengukuhkan nilai-nilai keagamaan dan sosial. Tokoh-tokoh keagamaan, seperti kiai dan ustadz, dihormati dan dianggap sebagai panutan.

Baca Juga :  Tentang Protes RUU TNI, Komentar Deddy Corbuzier Dianggap Keliru

Bahkan tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama, pesantren juga tetapi sumber bahkan dapat disebut juga inisiator pengembangan budaya dan moral. Pesantren membantu membentuk karakter masyarakat yang religius dan berakhlak, serta menjaga tradisi dan kearifan lokal.

Setidaknya ada tiga fakta, yang menguatkan pesantren di Madura dianggap tempat paling tepat dan ideal dalam proses pengembangan moderasi beragama.

Berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU)

Pesantren di Madura memiliki kedekatan yang erat dengan NU, sebuah organisasi masyarakat yang dianggap telah selesai mempertemukan semangat agama dan negara. Kedekatan ini memberikan warna tersendiri bagi kultur keislaman masyarakat Madura.

Sebagaimana diketahui secara umum, bahwa NU mengusung empat prinsip utama, yaitu al-‘adālah (keadilan), al-tawassut (moderasi), al-tawāzun (keseimbangan), dan al-tasāmuh (toleransi). Prinsip demikian juga ada di pesantren.

Baca Juga :  Adik Ketua PC Fatayat Kencong yang Ditemukan Meninggal, Sempat Minta Dipinjami Uang

Memiliki Ritiualitas Khas Kreativitas Lokal

Pesantren di Madura dikenal sebagai penyemai benih moderasi Islam. Bukti konkretnya adalah adanya konstruksi keagamaan yang lekat dengan realitas keaslian daerah.

Aktivitas keagamaan di pesantren seperti salawatan, bersenjih, manaqiban dan lain sebagainya menunjukkan perpaduan antara ajaran Islam dan budaya lokal. Praktik-praktik ini tidak hanya memperkaya kehidupan spiritual santri tetapi juga memperkuat hubungan mereka dengan tradisi lokal masyarakat.

Kultur Hirarki Pesantren Yang Khas

Di lingkungan pesantren Madura, kiai tidak hanya menjadi simbol kedalaman pengetahuan dan religiusitas dalam beragama. Akan tetapi, ia juga sosok yang hadir dari kearifan lokal yang sangat penting.

Kiai berperan dalam memproduksi dan mereproduksi bangunan moderasi Islam. Penghormatan dan pengakuan pada kiai menciptakan kultur hierarki yang akhirnya juga mendukung kuatnya moderasi agama di Madura.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Pandangan Plato Mengenai Swasembada
Tentang Protes RUU TNI, Komentar Deddy Corbuzier Dianggap Keliru
Apa Peranan Tentara Apabila Tidak Ada Perang? Begini Penjelasan Pakar Politik Militer
Akademisi Jadi Budak Politisi: Hilangnya Marwah Perguruan Tinggi
Dituding Adanya Pungutan Pada Sekolah di Jember, Begini Tanggapan MKKS SMK Swasta Kabupaten Jember
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Dibarengi Prof. Babun Soeharto, Mantan Menpora Sebut Stadion Bola UIN KHAS Rumputnya Bagus

Baca Lainnya

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Senin, 24 Maret 2025 - 20:45 WIB

Pandangan Plato Mengenai Swasembada

Minggu, 23 Maret 2025 - 19:15 WIB

Tentang Protes RUU TNI, Komentar Deddy Corbuzier Dianggap Keliru

Jumat, 21 Maret 2025 - 11:12 WIB

Apa Peranan Tentara Apabila Tidak Ada Perang? Begini Penjelasan Pakar Politik Militer

Selasa, 18 Maret 2025 - 00:31 WIB

Akademisi Jadi Budak Politisi: Hilangnya Marwah Perguruan Tinggi

TERBARU

Ilustrasi idul fitri 1446 H

Opinia

Lebaran: Subjek Bebas yang Memaafkan

Rabu, 2 Apr 2025 - 13:20 WIB

Ilustrasi Silaturahim Saat Lebaran (Sumber: Generated AI)

Educatia

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Selasa, 1 Apr 2025 - 08:23 WIB