Frensia.id- Gubernur Lemhanas ke 17, Andi Widjoyanto mengungkap hal-hal penuh misteri dari tindakan politik Presiden Presiden Joko Widodo. Ternyata kejadian akhir-akhir dipandang sama dengan apa yang telah diniatkan oleh Jokowi.
Ada tiga hal penting yang direncanakan Jokowi jauh-jauh hari sebelum dia putra sulungnya maju sebagai wakil presiden. Adapun ketiganya adalah sebagaimana berikut ini;
Prabowo Pasti Menang
Kemenangan Prabowo-Gibran pada pilpres 2024 telah diprediksi bahkan direncanakan secara matang oleh Presiden Jokowi. Jadi seluruh telah dipersiapkan secara matang.
Andi menceritakan bahwa dirinya dipanggil oleh Jokowi. Ia mengajak beberapa teman dekatnya bertemu dengan Presiden. Kala itu presiden mengungkapkan Prabowo akan memenangkan kontestasi presiden 2024.
PSI Masuk Parleman
Pada pertemuan dirinya Jokowi juga secara terang-terangan merencanakan masuk PSI di Parlemen. Hal demikian ini sesuai dengan fakta akhir-akhir ini, suara PSI merangkak naik menembus batas minimal suara partai untuk lolos di parlemen.
Menurutnya Jokowi telah merencanakan Partai yang diketuai putranya saat ini akan menguat. Jokowi telah menjamin hal tersebut sebelum pemilu 2024 berlangsung.
PDIP akan Turun
Hal yang sesuai dengan fakta politik baru-baru ini adalah melemah kekuatan PDIP dalam Pemilu 2024. Kondisi demikian telah direncanakan Jokowi sebelumnya.
Secara singkat, Andi berkata saat dalam podcast Political Show CNN Indonesia, “Prabowo pasti menang, PSI akan masuk parlemen, yang nomor 3 suara PDI Perjuangan akan turun. Itu yang dinyatakan oleh Pak Jokowi”.
Tiga ungkapan Jokowi ini yang membuat Andi terkejut. Sebab, setelah Jokowi selain mengungkap rencananya juga berpendapat dan seolah menantangnya. Presiden kala itu mengungkapkan bahwa jika PDIP menang melawan presiden, berarti hebat.
Faktanya saat ini PDIP kalah pada figur Jokowi. Namun Andi memang sejak awal dikenal sebagai orangnya Jokowi sebenarnya tidak suka dengan ungkapan tersebut.
“Saya nomor satunya, Prabowo menang, saya nggak terlalu masalah. PSI masuk parlemen saya juga nggak terlalu masalah. Tapi ketika Pak Jokowi mengatakan suara PDI Perjuangan turun, di situ saya masalah. Karena saya mengatakan loh bapak masih kader dalam hati ya. Bapak masih kader kenapa kemudian membuat rencana untuk menurunkan suara partai sendiri. Di situ kemudian ‘ya saya harus beda”, ungkapnya pada acara Podcast tersebut.