Diteliti, Benarkah Keseksian Dapat Mempengaruhi Kompetensi Profesional Kerja?

Senin, 7 Oktober 2024 - 17:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Diteliti, Benarkah Keseksian Dapat Mempengaruhi Kompetensi Profesional Kerja? (Sumber: AI/Frensia)

Gambar Diteliti, Benarkah Keseksian Dapat Mempengaruhi Kompetensi Profesional Kerja? (Sumber: AI/Frensia)

Frensia.id-  Diteliti, benarkah pakaian seksi dapat memengaruhi cara orang menilai kompetensi seseorang di tempat kerja? Beberapa peneliti seperti Peter Glick, Sadie Larsen, Cathryn Johnson, dan Heather Branstiter, mengkajinya secara serius pada tahun 2005.

Penelitian mereka mencoba menjawab pertanyaan ini dengan mengeksplorasi bagaimana wanita yang berpakaian seksi dibandingkan dengan gaya bisnis dinilai dalam pekerjaan berstatus tinggi dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara berpakaian memiliki dampak yang signifikan terhadap emosi dan persepsi, terutama bagi mereka yang berada dalam posisi kerja berstatus tinggi.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa pria dan wanita sebagai partisipan. Mereka diminta untuk menilai seorang wanita yang tampil dalam video, yang daya tarik fisiknya dipertahankan tetap konstan.

Wanita tersebut diberikan dua peran berbeda: sebagai manajer (yang dianggap pekerjaan berstatus tinggi) dan resepsionis (pekerjaan berstatus rendah). Di setiap peran, ia tampil dalam dua gaya berpakaian berbeda: gaya seksi dan gaya bisnis formal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika wanita tersebut berpakaian dengan gaya seksi dan berperan sebagai manajer, partisipan menanggapinya secara lebih negatif. Mereka merasakan lebih banyak emosi negatif dan menilai dia sebagai kurang kompeten dibandingkan dengan manajer yang berpakaian lebih netral atau formal.

Baca Juga :  Istimewa! DPC PKB Jember Gelar Sarasehan-Sosialisasi Beasiswa Pendidikan untuk Santri

Reaksi negatif ini secara signifikan dimediasi oleh respons emosional peserta, artinya perasaan negatif mereka terhadap penampilan yang provokatif memengaruhi persepsi mereka tentang kompetensinya.

Sebaliknya, saat wanita yang sama berperan sebagai resepsionis, gaya berpakaian tidak berdampak pada penilaian peserta. Mereka tidak menunjukkan perubahan emosi atau persepsi kompetensi berdasarkan apakah wanita tersebut berpakaian seksi atau netral.

Hal ini menandakan bahwa manipulasi penampilan memiliki dampak yang lebih besar pada persepsi seseorang dalam peran dengan status sosial yang lebih tinggi, seperti manajer.

Penelitian ini memberikan gambaran penting tentang bagaimana bias terkait penampilan berperan dalam dunia kerja, terutama bagi wanita dalam posisi kepemimpinan. Wanita yang menduduki pekerjaan berstatus tinggi, seperti manajer, sering kali diharapkan menunjukkan penampilan yang lebih profesional dan formal.

Ketika mereka melanggar norma ini dengan berpakaian seksi, orang cenderung menganggap mereka kurang kompeten, terlepas dari kemampuan nyata mereka. Reaksi emosional negatif yang dipicu oleh pakaian yang “tidak pantas” ini dapat mengurangi kredibilitas mereka sebagai pemimpin.

Baca Juga :  Sukses! Duta Griya Moderasi Beragama KUA Kaliwates Terbentuk, Rektor UIN KHAS Pimpin Baca Ikrar Trilogi

Namun, dalam peran berstatus rendah, seperti resepsionis, penampilan kurang berpengaruh terhadap persepsi kompetensi. Ini menunjukkan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap penampilan profesional sangat bergantung pada hierarki status dan otoritas dalam suatu pekerjaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa cara berpakaian yang dianggap seksi dapat merugikan wanita dalam pekerjaan berstatus tinggi. Pakaian yang lebih provokatif membangkitkan reaksi emosional negatif yang mempengaruhi penilaian kompetensi, bahkan jika kualitas pekerjaan dan kemampuan mereka tetap sama. Di sisi lain, dalam pekerjaan berstatus lebih rendah, pakaian tidak memiliki pengaruh yang sama.

Penelitian ini menekankan pentingnya memperhatikan bias penampilan di tempat kerja, terutama bagi wanita yang memegang peran kepemimpinan. Penilaian profesional harus lebih berfokus pada kemampuan dan kinerja, bukan pada pakaian atau presentasi diri.

Namun, kenyataan menunjukkan bahwa norma sosial dan ekspektasi terhadap penampilan masih memengaruhi cara seseorang dinilai, dan hal ini memiliki dampak nyata pada karier wanita di dunia profesional.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural
Rektor UIN KHAS Baca Trilogi Ikrar Moderasi Beragama, Begini Isinya!

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Senin, 18 Agustus 2025 - 16:49 WIB

WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB