Frensia.id – Oppenheimer merupakan film drama sejarah yang bersifat biografis yang digarap oleh sutradara ulung Christoper Nolan.
Oppenheimer sendiri diproduseri langsung ole Christopheer Nolan, Charles Roven, dan Emma Thomas.
Pemeran utama dalam karya besar ini, adalah Cillian Murphy yang memerankan sebagai J. Robert Oppenheimer itu sendiri.
Oppenheimer diumumkan awal pada September 2021 usai Universal Pictures menang dalam penawaran skenario film Christopher Nolan.
Cilian Murphy terpilih sebagai pemeran utama sejak bulan Oktober pada tahun yang sama. Sedangkan pemeran lainnya direkrut sejak November 2021 hingga April 2022.
Praproduksi film ini dimulai sejak Januari 2022, digarap pada bulan Februari, dan selesai pada akhir bulan Mei.
Dibalik film yang menceritakan bagian dari sejarah dunia ini ternyata menyimpan beberapa rahasia sebagai berikut.
Leader Proyek Manhattan
Dalam rangka mengembangkan bom atom, Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, Leslie Groves alias Matt Damon menunjuk Oppenheimer sebagai Proyek Manhattan.
Dalam proses kerjanya, Oppenheimer selalu berusaha meyakinkan Leslie bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan komunis. Ia sendiri adalah seorang Yahudi yang didesak oleh Nazi untuk mengembangkan senjata nuklir dalam pimpinan Werner Heisenberg.
Perkembangan pembuatan atom pun berjalan dengan dibarengi Albert Einsten, yang membahas banyak tentang bagaimana caranya reaksi berantai yang dapat memantik kehancuran dunia.
Dinobatkan sebagai “Bapak Bom Atom” secara terpaksa
Saat Jerman menyerah pada Perang Dunia II Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman memberikan perintah agara bom atom dijatuhkan. Tepatnya di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Setelahnya Harry menobatkan Oppenheimer sebagai bapak bom atom di mata publik. Namun hal itu sebenarnya bertolak belakang dengan kepribadian Oppenheimer sendiri, yang kala itu menolak untuk mengembangkan senjata lebih kuat.
Namun, hal tersebut dianggap sebagai kelemahan oleh Harry yang menempati posisi kekuasaan tertinggi, yakni Presiden Amerika Serikat. Hingga akhir hayatnya, Oppenheimer banyak mengakui rasa bersalah atas tragedi dunia tersebut. (*)