Ikuti Jejak Gur Dur, Kiai Marzuki Sosok Ideal Pimpin Jawa Timur

Selasa, 13 Agustus 2024 - 06:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Gus Dur atau Abdurrahman Wahid tak ubahnya air tenang menghanyutkan, ini menggambarkan meskipun tampak sederhana dalam penampilannya, ia memiliki kedalaman pemikiran dan pengaruh yang kuat. Buktinya ia tidak hanya menduduki ketua Umum PBNU, namun ia menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Gus Dur bisa dibilang menjadi Presiden Indonesia setelah ia menjabat sebagai ketua umum PBNU (periode 1984-1999). Pasca reformasi 98 yang menggulingkan Soeharto, Gus Dur memainkan peran dalam transisi demokrasi Indonesia, akhirnya 1999 Gus Dur diusulkan dan menjadi presiden ke 4 Indonesia.

Beberapa bulan dari menjabat presiden, posisi Gus Dur sebagai ketua PBNU resmi digantikan Hasyim Muzadi, pada muktamar NU di Kediri. Ringkasnya, Perjalanan Gus Dur dari ketua PBNU ke kursi Presiden. Memimpin organisasi keagamaan terbesar hingga memimpin negara.

Perjalanan Gus Dur tersebut nampaknya akan terulang kepada kyai Marzuki, jika ada niatan untuk mengikuti jejak sang guru Bangsa tersebut. Meskipun konteksnya berbeda, Gus Dur dari PBNU ke Presiden sementara kyai Marzuki PWNU ke Gubernur Jawa Timur. Namun ada kesamaan antara Kiai Marzuki dan Gus Dur, dalam hal pengalaman mereka di Nahdlatul Ulama.

Baca Juga :  DPR RI Dengar Aspirasi Jurnalis, Gus Khozin Soroti Pemerintahan Daerah hingga Reforma Agraria

Pengalaman yang kaya di NU bisa menjadi landasan yang kuat untuk peran kepemimpinan di ranah politik. Seperti halnya Gus Dur yang memiliki rekam jejak panjang di NU, Kiai Marzuki juga telah menunjukkan dedikasinya melalui posisi strategis sebagai ketua umum PWNU Jawa Timur. Ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang organisasi, jaringan yang luas, dan kepercayaan dari anggota NU.

Baik Gus Dur maupun kiai Marzuki sama-sama memiliki pengaruh sosial dan agama. Kiai yang aktif di NU biasanya memiliki pengaruh kuat di komunitas Muslim, khususnya di kalangan warga Nahdliyin. Ini adalah modal politik yang penting, terutama di daerah seperti Jawa Timur yang merupakan basis kuat NU.

Dengan latar belakang di NU, baik Gus Dur maupun Kiai Marzuki memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan umat, yang bisa menjadi landasan kebijakan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Sebagai ulama yang pernah menahkodai PWNU Jawa Timur, Kiai Marzuki tentu sangat mengenal karakteristik dan tantangan yang dihadapi oleh provinsi ini. Pemahaman tersebut akan sangat berguna dalam merumuskan kebijakan yang tepat dan efektif untuk memajukan Jawa Timur.

Integritas dan Kepercayaan adalah hal yang melekat pada Gus Dur, begitu juga kiai Marzuki. Dalam lingkungan politik, integritas adalah kualitas yang sangat dihargai. Kiai Marzuki layaknya Gus Dur, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi dan kepercayaan dari berbagai kalangan, baik dari sisi keagamaan maupun masyarakat umum.

Baca Juga :  Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Gus Dur dan kiai Marzuki dikenal dengan gagasan sekaligus sikapnya yang egaliter dan multikultural. Seperti halnya Gus Dur yang membubuhkan sikap egaliter dan multikulturalnya dengan karya, Kiai Marzuki juga demikian menuangkannya dalam tulisan salah satunya berupa disertasi tentang pendidikan multikultural. Kedua sikap tersebut sangat penting dalam kepemimpinan, misalnya dalam posisi jabatan Gubernur.

Gus Dur berhasil menjadikan pengabdian, pengalaman dan kepemimpinan di PBNU untuk maju ke kursi presiden. Ia dianggap sebagai pemimpin ideal menjadi Presiden pada masanya. Demikian pulan bagi Kiai Marzuki dengan modal sosial, pengaruh, dan pengalaman dalam memimpin NU dengan baik. Ada kemungkinan baginya untuk mengikuti jejak Gus Dur dalam mencapai posisi kepemimpinan yang lebih tinggi, dalam hal ini sebagai gubernur Jawa Timur. (*)

*Moh. Wasik (Anggota LKBHI UIN KHAS Jember, Penggiat Filsafat Hukum dan Anggota Dar Al Falasifah)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara
Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama
Dalam Pelantikan PPPK Kemenag, Ketua Umum Korpri Ingatkan Konflik India-Pakistan
Konkoorcab PMII Jatim, Sahabat Lisa jadi Calon Pertama yang Mendaftar Ketua KOPRI
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Pemkab Jember Resmi Gratiskan Parkir Jalan Wewenang Dishub.
Diduga Adanya Penyelewengan Dana Pokir, Aktivis Anti Korupsi Situbondo Desak KPK Turun
Merdeka Belajar atau Terkungkung? Mencari Jalan Tengah Sentralisasi dan Desentralisasi Kurikulum

Baca Lainnya

Senin, 2 Juni 2025 - 07:00 WIB

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 26 Mei 2025 - 21:30 WIB

Sambutan Menteri Agama Di Pelantikan PPPK, Berharap Ada Kesadaran Eko-Teologi Bersama

Senin, 26 Mei 2025 - 21:07 WIB

Dalam Pelantikan PPPK Kemenag, Ketua Umum Korpri Ingatkan Konflik India-Pakistan

Senin, 26 Mei 2025 - 17:04 WIB

Konkoorcab PMII Jatim, Sahabat Lisa jadi Calon Pertama yang Mendaftar Ketua KOPRI

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

TERBARU

Gambar Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa (Sumber: Grafis Frensia)

Kolomiah

Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa

Senin, 2 Jun 2025 - 23:32 WIB

DPC PDIP Jember saat menggelar upacara (Sumber foto: Sigit)

Politia

Peringati Hari Pancasila, DPC PDIP Jember Gelar Upacara

Senin, 2 Jun 2025 - 07:00 WIB