Kemendikdasmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru Melalui Perubahan PPG, Ketua AGPAII Jember: Saya Yakin Tidak Akan Maksimal

Rabu, 11 Desember 2024 - 13:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemendikdasmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru Melalui Perubahan PPG, Ketua AGPAII Jember: Saya Yakin Tidak Akan Maksimal (Sumber: Ilustrasi Faiq Al Himam/ Instagram @kemendikdasmen)

Kemendikdasmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru Melalui Perubahan PPG, Ketua AGPAII Jember: Saya Yakin Tidak Akan Maksimal (Sumber: Ilustrasi Faiq Al Himam/ Instagram @kemendikdasmen)

Frensia.id – Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah era Menteri Abdul Mu’ti terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi.

Dikutip dari laman resmi Kemendikdasmen, kenaikan tunjangan guru bukan melalui skema gaji yang merupakan kewenangan kementerian lain.

Akan Tetapi, melalui tunjangan sertifikasi yang dapat diperoleh dengan syarat utama telah menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Namun, program PPG yang rencananya akan digencarkan pada tahun 2025 itu, mengalami perubahan sistem dan model. Seperti penambahan materi dan pelaksanaan yang akan dilaksanakan secara offline atau luar jaringan (luring) dengan waktu yang dipersingkat.

Perubahan sistem lainnya yang cukup menjadi perhatian, ialah disamakannya pelaksanaan PPG bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan guru umum, salah satunya program yang hanya dilaksanakan selama 45 hari.

Menanggapi hal tersebut, Moh. Hafid, S.Pd.I., M.Pd., Gr., Gd., Ketua Asosiasi Guru PAI Indonesia (AGPAII) Kabupaten Jember menyatakan tidak yakin pelaksanaan PPG akan maksimal.

Baca Juga :  Bupati Jember Minta Ribuan Mahasiswa KKN Kolaboratif Bersinergi untuk Mengentaskan Kemiskinan

Karena menurutnya, ia tidak setuju model PPG yg dilaksanakan guru umum, sebab memiliki kecenderungan sistem ATM (Ambil Tiru Modifikasi).

“Hal itu (ATM) kemungkinan akan dilakukan oleh Peserta PPG, sehingga mereka dengan instan copy-paste tugas peserta sebelumnya,” tegas Hafid.

Sementara untuk guru PAI, sekalipun secara keseluruhan materi atau modul tidak ada yang dikurangi, bahkan ada penambahan dua materi, akan tetap memberatkan peserta PPG jika tugas masih sama seperti pada periode sebelumnya.

“Karena setiap modul terdiri dari 4 KB (Kegiatan Belajar) dan tiap KB ada tugas berupa resume, diskusi, analisis artikel atau video. Disamping itu, setiap KB ada tambahan Pretes dan tes Formatif serta Tes Akhir Modul pada hari ketiga,” papar Hafid.

Namun, menurutnya jika cara pemberian tugas seperti laiknya guru umum, maka hal tersebut akan meringankan karena tugas akan berubah dengan cukup mengerjakan aksi nyata.

Baca Juga :  Bupati Jember Muhammad Fawait Berikan Beasiswa Pendidikan ke Anak Guru Ngaji

Demikian juga, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Jember itu juga menyampaikan pelaksanaan PPG akan tidak maksimal karena waktu yang relatif cukup singkat untuk bimbingan penyusunan perangkat pembelajaran yang benar dan bimbingan Penulisan Karya Ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

“Pada kegiatan PPG yang sudah dilaksanakan, untuk bimbingan penyusunan perangkat dan PTK ini benar dibimbing sampai peserta PPG paham dan bisa menyusun perangkat pembelajaran secara mandiri,” jelas Hafid.

Dalam penyusunan PTK. Hafid menjelaskan sebelumnya peserta PPG benar-benar dibimbing untuk menjadi guru profesional yang bisa terbiasa melakukan penelitian. Karya tulis mereka dibedah satu persatu melalui video conference bersama dosen pembimbing dan guru pamong.

“Sehingga jika waktu pelaksanaan PPG dikurangi, mungkin akan membuat senang sebagian peserta yang tidak mengerti, namun hal itu tidak mencerdaskan kehidupan bangsa,” pungkas Ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah (IAA) Cabang Jember itu.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural
Rektor UIN KHAS Baca Trilogi Ikrar Moderasi Beragama, Begini Isinya!

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Senin, 18 Agustus 2025 - 16:49 WIB

WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB

(Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agu 2025 - 21:33 WIB