Frensia.id – Angka partisipasi politik perempuan dalam Pilkada Jember tahun ini mencatatkan hal laur biasa. Perempuan mendominasi sebagai pemilih aktif, mengungguli laki-laki di hampir seluruh kecamatan di wilayah tersebut. Data resmi dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) mengonfirmasi tingginya antusiasme kaum hawa di pesta demokrasi ini.
Moh Wasik, periset dan pemerhati gender dari Frensia Institute, mengungkapkan bahwa partisipasi perempuan dalam Pilkada Jember kemarin sungguh mengesankan. “Partisipasi politik perempuan di Pilbup kemarin sangat tinggi, mengalahkan laki-laki di semua kecamatan,” ujar Wasik, 22/12/2024.
Data menunjukkan, meskipun ada beberapa kecamatan seperti Wuluhan dan Puger yang memiliki DPT lebih banyak laki-laki, partisipasi perempuan tetap jauh lebih unggul. Menurut Wasik, ini adalah fenomena menarik yang menunjukkan pergeseran dalam kesadaran politik masyarakat.
“Memang ada kecamatan yang jumlah DPT-nya lebih tinggi untuk laki-laki, tapi dalam hal partisipasi, perempuan yang unggul,” tambahnya.
Rata-rata partisipasi perempuan dalam Pilkada Jember mencapai 63,7 persen, jauh di atas partisipasi laki-laki yang hanya 51,1 persen. Salah satu selisih terbesar tercatat di Kecamatan Jombang, di mana perempuan mengungguli laki-laki dengan selisih 18 persen. Jumlah pemilih perempuan di kecamatan ini mencapai 14.877, sementara laki-laki hanya 10.917.
Wasik menjelaskan, ada dua kemungkinan besar yang dapat menjelaskan fenomena ini. “Pertama, pasangan calon bupati dan wakil bupati mungkin berhasil menggugah semangat perempuan untuk ikut memilih. Kedua, bisa jadi perempuan di Jember sekarang lebih melek politik dibandingkan laki-laki,” jelasnya.
Kemenangan partisipasi perempuan ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga mencerminkan perubahan signifikan dalam dinamika politik lokal. Tingginya angka partisipasi menunjukkan bahwa perempuan semakin menyadari pentingnya suara mereka dalam menentukan masa depan daerah.
Lebih jauh, tingginya partisipasi perempuan ini juga memberi pesan kuat kepada para calon pemimpin untuk lebih memperhatikan aspirasi dan kebutuhan kaum hawa. Pilkada Jember tahun ini membuktikan bahwa perempuan adalah kekuatan besar dalam demokrasi, dan peran mereka tak lagi bisa dianggap remeh.
“Partisipasi perempuan yang tinggi bukan hanya angka, tetapi juga simbol dari kemajuan kesadaran politik di masyarakat,” tutup Wasik.
Pilkada Jember kali ini menjadi bukti bahwa suara perempuan tak hanya mengisi bilik suara, tetapi juga menggema dalam setiap pengambilan keputusan untuk masa depan daerah. Maju terus, perempuan Jember!