KH. Afifuddin Mahajir Heran Pada Pihak Yang Masih Konflik Soal Nasab

Sunday, 17 November 2024 - 12:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar KH. Affuddin Mahajir Heran Pada Pihak Yang Masih Konflik Soal Nasab (Imam/Frensia)

Gambar KH. Affuddin Mahajir Heran Pada Pihak Yang Masih Konflik Soal Nasab (Imam/Frensia)

Frensia.id- KH. Afifuddin Mahajir, ulama ahli Ushul Fiqh dari Situbondo yang dikenal sebagai tokoh kharismatik di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, mengungkapkan rasa herannya terhadap perdebatan yang terus berlarut-larut mengenai nasab atau keturunan.

Dalam sebuah video yang disebarkan di Tiktok oleh Vikriyah Ahmad, Kiai Afifuddin secara terbuka mempertanyakan kenapa persoalan nasab masih menjadi bahan perdebatan yang serius di tengah masyarakat,07/10/2024.

“Saya heran kok orang sangat serius dengan persoalan nasab,” ungkapnya dengan nada penuh keprihatinan.

Bagi beliau, perdebatan ini sejatinya tidak memiliki relevansi yang kuat terhadap keimanan seseorang maupun terhadap ajaran Islam secara substansial.

“Padahal ini bukan pokok keimanan dan bukan rukun ajaran Islam,” tambahnya.

Kiai Afifuddin menegaskan bahwa urusan percaya atau tidak percaya terhadap seseorang yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW adalah hal yang lebih berkaitan dengan hati dan pikiran individu.

Ia mengingatkan agar persoalan ini tidak diperuncing melalui pernyataan yang memperdebatkan keabsahan nasab seseorang secara terbuka.

Baca Juga :  Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik

“Berbicara tentang percaya atau tidak percaya, tempatnya di dalam pikiran, di dalam hati. Akan tetapi jangan sampai diutarakan melalui tulisan bahwa kamu itu bukan keturunan Nabi. Silakan tak percaya, tapi tak perlu sampai disampaikan,” tuturnya.

Bagi KH. Affuddin, persoalan nasab bukanlah inti dari ajaran agama dan tidak seharusnya dijadikan alat untuk memecah belah umat.

Ia menegaskan bahwa Islam tidak mengajarkan seseorang untuk memilih guru atau panutan berdasarkan keturunan, melainkan berdasarkan kualitas keilmuan, ketakwaan, serta integritasnya.

“Memang kita oleh agama diminta agar supaya mencari guru yang baik. Yang dimaksud guru yang baik adalah yang alim, yang amin, yang saleh, dan yang waro’, dan seterusnya” tegasnya.

Kiai Affuddin juga menjelaskan bahwa keabsahan suatu hadis tidak ditentukan oleh siapa keturunan perawinya, melainkan dilihat dari kualitas keilmuan dan sifat amanah sang perawi.

Baca Juga :  Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak

“Keabsahan suatu hadis itu tidak melihat perawinya itu keturunan siapa. Akan tetapi yang dijadikan patokan itu adalah keadilan dia, kewaraan dia, ketinggian integritasnya, dan kedhobitannya, bukan nasabnya,” paparnya dengan jelas.

Pernyataan ini mencerminkan sikap Kiai Affuddin yang ingin agar umat Islam kembali pada esensi ajaran agama, mengutamakan keilmuan, akhlak, dan ketakwaan dalam memilih panutan dan menghindari konflik yang tidak produktif.

Dalam pandangan beliau, Islam adalah agama yang menitikberatkan pada keadilan, ketakwaan, dan pengembangan moral, bukan pada status keturunan.

Oleh karena itu, beliau berharap agar perdebatan mengenai nasab tidak lagi menjadi polemik yang menguras energi umat.

Dengan pandangan yang penuh kebijaksanaan ini, KH. Afifuddin mengajak semua pihak untuk lebih mengutamakan persatuan, menyingkirkan konflik yang tidak substansial, dan kembali fokus pada pengembangan moral dan akhlak dalam kehidupan beragama.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo
Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik
Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah
Gus Udin Harap Kiai Sepuh NU Bersikap Soal Dugaan Skandal Haji
Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak
Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak
Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo

Baca Lainnya

Saturday, 11 October 2025 - 19:55 WIB

Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo

Friday, 26 September 2025 - 16:24 WIB

Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik

Wednesday, 17 September 2025 - 16:54 WIB

Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah

Monday, 15 September 2025 - 21:17 WIB

Gus Udin Harap Kiai Sepuh NU Bersikap Soal Dugaan Skandal Haji

Tuesday, 2 September 2025 - 18:27 WIB

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

TERBARU