Frensia.id – Mengapa kita lihat banyak orang non muslim hidupnya kaya-kaya, sementara orang Islam banyak yang miskin? Pertanyaan semacam ini tentu tidak sepenuhnya dapat dibenarkan.
Allah SWT adalah Maha Pemberi Rezeki, dan rezeki-Nya tidak terbatas kepada seorang Muslim yang taat, bahkan terkadang memberikan rezeki yang banyak kepada ahli maksiat.
Orang yang tidak beriman sekalipun tidak dikecualikan Allah SWT untuk mendapatkan dan menikmati limpahan rezeki-Nya.
Salah satu ayat yang memberikan petunjuk tentang rezeki adalah Q.S Al-Baqarah ayat 212:
زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۘ وَالَّذِيْنَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangana orang yang kafir, dan mereka mengina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada diatas mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang yang dikehendaki tanpa perhitungan”. (QS. Al-Baqarah ayat 212)
Dalam Tafsir Al-Mishbah Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa tanpa perhitungan yang dimaksud adalah Allah memberi rezeki secara terus-menerus kepada yang dikehendaki-Nya tanpa batas. “Tidak satu makhluk pun walau sesaat yang tidak mendpat rezeki Allah,” ungkapnya.
Selain itu, kata “hisab” dalam ayat tersebut, juga dapat bermakna perhitungan, pertanggungjawaban, batas, dan dugaan.
Maka, ayat 212 Surat Al-Baqarah ini dapat dimaksudkan bahwa Allah SWT memberi siapa pun yang dikehendaki-Nya tanpa ada yang berhak mempertanyakan.
Pertanyaan yang dimaksud, seperti mengapa Allah memperluas rezeki kepada seseorang dan mempersempit rezeki untuk orang yang lain?
Jawabannya yakni karena Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Tanpa memperhitungkan pemberian itu, karena Dia Mahakaya sehingga tidak memedulikan berapa yang Dia berikan.
Quraish juga menyampaikan, Allah SWT memberi rezeki kepada seseorang tanpa yang bersangkutan menduga kehadiran rezeki itu. Allah memberi rezeki tanpa menghitung secara detail amalan-amalan yang diberi-Nya. Allah memberi rezeki kepada seseorang dalam jumlah yang amat banyak sehingga yang bersangkutan tidak mampu menghitungnya.
“Betapapun bermacam-macam makna yang bisa dikandungnya (dalam ayat 212 Surat Al Baqarah), yang pasti bahwa ayat ini ingin menjelaskan bahwa rezeki yang diraih seseorang adalah bersumber dari Allah, dan bahwa rezeki itu tidak dapat dijadikan ukuran cinta dan kedudukan seseorang di sisi-Nya,” pungkasnya.
Wallahu A’lam Bisshawab…