Nuzulul Qur’an: Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur, Berikut Penjelasan Manna’ al-Qaththan Dalam Kitab Mabahits fi Ulum al-Qur’an

Thursday, 28 March 2024 - 08:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Nuzulul Qur’an merupakan istilah untuk menunjukkan turunya al-Qur’an pertama kali ke dunia. Dijelaskan dalam benyak literatur, bahwa Al-Qur’an diturunkan ke Nabi Muhammad secara berangsur.

Proses turunnya Al-Qur’an sebenarnya sudah dibahas oleh para ulama terdahulu. Manna’ al-Qaththan dalam kitabnya menjalaskan bahwa ada dua mazhab pokok di kalangan para ulama yang berpendapat tentang proses turunnya Al-Quran.

Misalnya pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama menjelaskan bahwa turunnya al-Qur’an secara sekaligus ke Baitul Izzah di langit duni. Seanjutnya al-Qur’an diturunkan secara berangsur selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa yang mengiringi Nabi Muhammad.

Pendapat lain yang juga sama kuatnya adalah Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada malam lailatul qadar, baru setelah itu berangsur selama kurang lebih 23 tahun.

Kendati demikian, para ulama menjelaskan dibalik turunnya Al-Qur’an secara bertahap memberikan hikmah tersendiri. Hikmah tersebut berdampak positif pada dakwah Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam. Hal ini sebagaimana penelitian Muhammad Yunan dalam jurnal Ilmu-ilmu Keislaman dan Kemasyarkatan pada tahun 2020.

Adapun beberapa hikmah dari turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur menurut Manna’ al-Qaththan dalam kitabnya sebagai beriku:

  1. Hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur salah satunya adalah ntuk meneguhkan hati Rasulullah ketika menghadapi kaum yang memiliki watak dan sikap yang begitu keras.
  2. Hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur sebagai Mukjizat dari tantangan dakwah Rasulullah. Saat menyampaikan risalah Islam, sering kali Rasulullah dihadapkan pada kaum musyrikin yang sering mengajukan pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menguji kenabian Rasulullah SAW. Kaum musyrik sering mengajukan hal yang tidak masuk akal, seperti masalah hari kiamat. Sehingga turunlah Al-Quran untuk menjawabpertanyaan kaum musyrikin tersebut.
  3. Himak selanjutna adalah untuk memudahkan kaum muslim menghafal dan memahami Al-Qur’an. Secara historis Al-Quran turun di tengah kondisi masyarakat yang tidak bisa baca tulis atau ummi. Sehingga cara masyarakat pada saat itu adalah menghafalkan Al-Qur’an.
  4. Turunnya secara berangsur berhikmah menjadikan Al-Qur’an selalu relevan dengan peristiwa. pentahapan dan penetapan hukum. Hal ini memudahkan umat untuk mempercayai al-Qur’an, karena relevan. Sebab pada dasarnya manusia sulit untuk mempercayai dan beriman terhadap agama baru, apabila agama tersebut tidak bisa menjadi soslui dan jawaban atas masalah yang sedang dihadapi umat.
  5. Memudahkan kaum muslim untuk mempelajari Al-Qur’an secara mendalam. Dari proses turunnya Al-Qur’an secaraberangsur sehingga kaum muslim mengkajinya sedikit demi sedikit. Sehingga dari proses belajar tersebut kaum muslim menemukan rangkaian yang tersusun secara cermat dengan makna yang saling bertaut. Al-Qur’an merupakan redaksi yang sangat teliti, ayat demi ayat, surat demi surat yang terjalin saling bertautan.
  6. Terakhir turunnya Al-Qur’an secara berangsur memiliki hikmah dalam pendidikan dan pengajaran. Proses turunnya yang secara berangsur-angsur dan bertahap merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya menghafal Al-Quran, memahami, mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan kandungannya.
Baca Juga :  Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut

Penjelasan mengenai hikmah dari proses turunya al-Qur’an secara berangsur ini menunjukkan bahwa al-Qur’an secara tekstual tidak jauh pada konteks masyarakat Islam.

Baca Juga :  Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya menjadi merespon nabi Muhammad sebagai penerima wahyu, melainkan juga merespon dan mencakup realitas kultural masyarakat. Artinya teks yang ada dalam Al-Qur’an selalu berjalan seiringan dengan konteks.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut
Santri Jember Geruduk Transmart, Tuntut Trans7 Minta Maaf 7 Hari Berturut-turut di Medianya Sendiri
Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo
Ketua Umum DKP Panji Bangsa Kecam Keras Trans7: Bela Kiai, Santri dan Martabat Pesantren
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo
Resmi Ditutup! Gubernur Khofifah Sebut Acara MTQ XXXXI Jatim di Jember Terbaik Sepanjang Sejarah
Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus

Baca Lainnya

Wednesday, 22 October 2025 - 12:49 WIB

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut

Thursday, 16 October 2025 - 13:03 WIB

Santri Jember Geruduk Transmart, Tuntut Trans7 Minta Maaf 7 Hari Berturut-turut di Medianya Sendiri

Wednesday, 15 October 2025 - 17:37 WIB

Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo

Tuesday, 14 October 2025 - 13:09 WIB

Ketua Umum DKP Panji Bangsa Kecam Keras Trans7: Bela Kiai, Santri dan Martabat Pesantren

Thursday, 9 October 2025 - 23:16 WIB

Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan

TERBARU