Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi

Minggu, 9 Februari 2025 - 05:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi (Sumber: Canva)

Gambar Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi (Sumber: Canva)

Frensia.id – Siapa sangka bahwa kentut bisa berperan dalam menghangatkan Bumi? Sebuah penelitian unik berjudul “Sauropod Farts Warmed the Planet” karya Michael Marshall, mengungkap bahwa dinosaurus raksasa dari masa lampau bisa jadi memiliki andil besar dalam perubahan iklim di era mereka.

Penelitian yang dipublikasikan pada Mei 2012 ini menunjukkan bahwa gas yang dilepaskan dari perut sauropoda—jenis dinosaurus berleher panjang dan pemakan tumbuhan—memiliki efek yang serupa dengan gas rumah kaca.

Dinosaurus herbivora terbesar seperti Brachiosaurus dan Diplodocus ternyata mengeluarkan sejumlah besar metana, gas yang dikenal sebagai penyumbang efek rumah kaca.

Seperti sapi di zaman modern, sauropoda kemungkinan memiliki bakteri dalam sistem pencernaannya untuk membantu mencerna makanan. Namun, alih-alih bersendawa seperti sapi, mereka justru melepaskan metana melalui kentut.

“Mereka hanyalah wadah bagi banyak mikroba,” kata David Wilkinson dari Universitas Liverpool John Moores di Inggris sebagaimana dikutip Michael Marshall.

Baca Juga :  Sex Pistols: Melampaui Musik dengan Pengaruh Abadi

Mikroba tersebut memecah makanan yang dikonsumsi sauropoda dan menghasilkan metana sebagai produk sampingan.

Wilkinson dan timnya memperkirakan bahwa emisi metana dari sauropoda bisa mencapai 520 juta ton per tahun—angka yang hampir setara dengan total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan aktivitas manusia saat ini.

Dalam skala global, jumlah metana yang dilepaskan oleh dinosaurus berleher panjang ini kemungkinan cukup signifikan untuk mempengaruhi suhu Bumi pada masa Mesozoikum. Dengan atmosfer yang kaya akan gas rumah kaca, suhu Bumi pada saat itu bisa jadi lebih hangat dibandingkan saat ini.

Temuan ini menambah wawasan tentang bagaimana kehidupan di masa lalu memiliki hubungan erat dengan perubahan iklim.

Baca Juga :  Peran Penting Asisten Penulisan dalam Meningkatkan Aksesibilitas Karya Ilmiah bagi Penulis Pemula

Penelitian ini tidak hanya memberi perspektif baru tentang kehidupan di zaman dinosaurus, tetapi juga bisa menjadi bahan refleksi bagi manusia modern. Saat ini, metana masih menjadi salah satu gas rumah kaca utama yang berasal dari aktivitas pertanian dan peternakan, terutama dari sapi dan hewan ruminansia lainnya.

Meski kita tidak lagi hidup berdampingan dengan sauropoda, jejak emisi metana mereka menunjukkan bahwa gas ini telah lama berperan dalam siklus iklim Bumi.

Dengan memahami mekanisme alami dari masa lalu, para ilmuwan berharap bisa menemukan solusi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan perubahan iklim saat ini.

Jadi, mungkin jika sauropoda masih ada hingga kini, para ilmuwan iklim bakal punya tantangan yang lebih besar dalam mengendalikan emisi gas rumah kaca!

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata
Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia
Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh
Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India
Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya
Durasi Belanda Menjajah Indonesia: Sujiwo Tejo dan KH Abdul Mun’im Dz Beda, Siapa yang Benar?
Sex Pistols: Melampaui Musik dengan Pengaruh Abadi
Siapa sangka bahwa kentut bisa berperan dalam menghangatkan Bumi?

Baca Lainnya

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:02 WIB

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Minggu, 16 Februari 2025 - 05:07 WIB

Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 04:42 WIB

Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:37 WIB

Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India

TERBARU

Kolomiah

Ramadhan, Setan Dipasung, Kenapa Maksiat Masih Subur?

Rabu, 12 Mar 2025 - 08:30 WIB

Kolomiah

Ramadhan dan Negeri yang Gemar Menunda

Selasa, 11 Mar 2025 - 12:23 WIB

Religia

Tiga Tingkatan Puasa: Syariat, Thoriqoh, Hakikat

Selasa, 11 Mar 2025 - 10:05 WIB