Sergey Lavrov Sebut BRICS Menjadi Magnet Bagi Banyak Negara

Ilustrasi gambar "Sergey Lavrov Sebut BRICS Menjadi Magnet Bagi Banyak Negara" sumber edit by Frensia

Frensia.id – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menegaskan bahwa BRICS telah menjadi konsorsium yang menarik minat banyak negara di dunia.

Hal ini disampaikan Sergey Lavrov dalam wawancara eksklusif dengan surat kabar Argumenty i Fakty pada tanggal 20 Oktober 2024.

Menurut Lavrov, BRICS berhasil menarik perhatian karena tidak ada satu negara pun yang memimpin atau mendikte kebijakan dalam kelompok tersebut, berbeda dengan Uni Eropa yang terjebak dalam mekanisme birokrasi di Brussels.

Bacaan Lainnya

“BRICS memprioritaskan kebutuhan negara anggotanya tanpa ada paksaan untuk berkorban, sementara Uni Eropa, di bawah kendali birokrasi Brussels, lebih sibuk dengan pengiriman senjata ke Ukraina dan penggalangan dana untuk mendukung perang, yang justru merugikan ekonomi dan masyarakat negara-negara anggotanya,” ucap Lavrov.

Menteri Luar Negeri Rusia tersebut menyoroti bagaimana birokrasi Brussels memaksakan keputusan yang tidak selalu sejalan dengan aspirasi rakyat di banyak negara anggota Uni Eropa.

Hal ini, lanjut Lavrov, berbeda dengan BRICS yang membentuk kebijakan berdasarkan kebutuhan dunia nyata tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.

Lavrov juga menyinggung pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, yang baru-baru ini mengakui bahwa para pemilih Jerman tengah menghadapi kesulitan akibat dukungan negaranya terhadap Ukraina.

Meski demikian, Baerbock tetap meminta rakyat untuk bersabar, yang menurut Lavrov mencerminkan tekanan dari birokrasi Eropa yang kerap mendikte kebijakan di negara-negara anggota Uni Eropa.

“NATO telah memutuskan untuk mengekang Rusia melalui perluasan dan penerapan sanksi, yang semata-mata bertujuan untuk mencegah munculnya pesaing kuat, baik itu Rusia atau China,” tegas Lavrov.

Ia juga menambahkan bahwa pengaruh Amerika Serikat di NATO dan Uni Eropa sangat dominan, hingga membuat kebijakan kedua organisasi tersebut seakan sepenuhnya diatur dari Washington.

Berbeda dengan NATO dan Uni Eropa, Lavrov menekankan bahwa BRICS tidak berdiri melawan entitas apa pun.

Sebaliknya, BRICS fokus pada kolaborasi untuk memaksimalkan potensi negara anggotanya melalui berbagai proyek nyata di bidang ekonomi, perdagangan, logistik, dan teknologi.

“Baru-baru ini, para ahli di bidang perpajakan dari negara-negara BRICS berkumpul untuk berbagi pengalaman dan kemampuan, menunjukkan bagaimana kolaborasi internasional ini dapat menguntungkan semua pihak,” tutup Lavrov.

Pidato Lavrov mencerminkan posisi tegas Rusia terhadap BRICS sebagai alternatif strategis bagi banyak negara yang ingin terbebas dari kendala birokrasi dan tekanan politik yang ada di Uni Eropa dan NATO.