Frensia.id – Prof Hepni, Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Wakaf Indonesia (BWI) Jember, menghadiri acara Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf yang digelar di Aula Kementerian Agama Kabupaten Jember.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Hepni menyampaikan gagasan strategis untuk mendukung percepatan sertifikasi tanah wakaf di Indonesia dengan pendekatan yang ia sebut sebagai strategi “SMART”.
Acara yang digelar sebagai bentuk sinergitas antara Kementerian Agama Jember, Pemerintah Kabupaten Jember, Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN)/ATR, dan BWI Jember ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan.
Selain Prof Hepni, turut hadir Kepala Kemenag Jember Bapak Santoso, Prof Miftahul Arifin, serta sejumlah pejabat dari BPN/ATR. Para peserta kegiatan berasal dari penyuluh agama Islam dan tenaga teknis dari seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) se-Kabupaten Jember.
Dalam paparannya, Prof Hepni menekankan pentingnya strategi kolaboratif dan inovatif untuk menjawab berbagai tantangan dalam proses sertifikasi wakaf. Ia mengingatkan bahwa upaya percepatan tidak bisa dilakukan secara parsial atau sektoral. Harus ada pendekatan yang menyeluruh dan komprehensif.
Menurutnya, strategi SMART adalah salah satu kunci untuk menyatukan langkah tersebut.
SMART merupakan akronim dari lima prinsip utama: Sinergitas, Meaningful, Adaptif, Responsif, dan Transformatif.
Prof Hepni menjelaskan bahwa “Sinergitas” adalah hal yang pertama dan paling mendasar. Dalam konteks ini, ia menyampaikan bahwa tidak mungkin satu lembaga bekerja sendiri dalam mengurus sertifikasi wakaf yang menyangkut berbagai aspek regulasi, teknis, hingga sosial.
“Sekarang tidak ada lagi superman, yang ada adalah supertim,” ujarnya menegaskan pentingnya kerja sama lintas lembaga.
Prinsip kedua adalah meaningful. Prof Hepni menegaskan bahwa setiap langkah dalam strategi wakaf harus memiliki makna dan manfaat yang nyata.
“Bermakna kalau kita tarik pada ajaran Islam, ya bermanfaat,” ucapnya.
Menurutnya, wakaf bukan hanya urusan administratif, tetapi juga soal keberkahan dan nilai guna bagi umat.
Selanjutnya, ia menekankan pentingnya sikap adaptif dalam merespons dinamika zaman. Wakaf saat ini tidak lagi terbatas pada tanah atau bangunan, melainkan telah berkembang ke bentuk-bentuk baru seperti wakaf tunai, wakaf saham, bahkan wakaf pemikiran.
Oleh karena itu, kebijakan dan strategi percepatan harus mampu mengikuti perubahan tersebut. “Kalau tidak adaptif, kita akan ketinggalan zaman,” ujarnya.
Prof Hepni juga menggarisbawahi prinsip responsif sebagai elemen penting dalam strategi SMART. Menurutnya, pengelolaan wakaf harus peka terhadap kebutuhan dan persoalan riil yang ada di masyarakat.
Namun, ia membedakan antara sikap responsif dan reaktif.
“Responsif itu penuh pertimbangan, bukan asal cepat bertindak. Reaktif itu tanpa pertimbangan,” jelasnya.
Poin terakhir dari strategi SMART adalah transformatif. Prof Hepni menjelaskan bahwa percepatan sertifikasi wakaf harus mampu membawa perubahan positif dan signifikan, baik secara kelembagaan maupun pada taraf kesejahteraan masyarakat penerima manfaat wakaf.
“Strategi yang kita susun harus berdampak nyata. Harus ada pergeseran dari sekadar rutinitas administratif ke arah yang lebih strategis dan berdampak,” tegasnya.
Acara sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan hangat dari para peserta. Banyak dari mereka yang merasa terbantu dengan pemahaman baru mengenai strategi percepatan wakaf yang disampaikan secara sistematis dan mudah dicerna.
Di tengah tantangan sertifikasi tanah wakaf yang masih menyisakan banyak pekerjaan rumah, strategi SMART yang ditawarkan oleh Prof Hepni dinilai sebagai solusi yang konkret dan relevan.
Melalui kegiatan ini, sinergi antar-lembaga di Kabupaten Jember tampak semakin solid. Para peserta juga mengungkapkan harapan agar acara semacam ini terus dilakukan secara berkala, agar pemahaman dan koordinasi dalam pengelolaan wakaf semakin kuat dan berdampak bagi masyarakat luas.
Prof Hepni menutup paparannya dengan ajakan untuk tidak hanya berhenti pada teori, tetapi segera menerjemahkan strategi SMART ke dalam langkah nyata di lapangan.
Penulis : Masimam