Sumpah Pemuda, Bisa Tak Berguna di Era 5.0

Senin, 28 Oktober 2024 - 07:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Sumpah Pemuda, Bisa Tak Berguna di Era 5.0(Sumber: Frensia/Canva)

Gambar Sumpah Pemuda, Bisa Tak Berguna di Era 5.0(Sumber: Frensia/Canva)

Frensia.id- Sumpah Pemuda diperingati Masyarakat Indonesia. Momen bersejarah yang menjadi simbol perjuangan pemuda Indonesia dalam mempersatukan bangsa.

Namun, di tengah perkembangan era Society 5.0, semangat dan makna sumpah ini seolah semakin memudar. Hal ini diungkapkan oleh Ilham Samudera Sanur, seorang peneliti nasionalisme yang menemukan bahwa semangat Sumpah Pemuda menghadapi ancaman degradasi di era modern ini.

Dalam penelitiannya yang dipublikasikan pada tahun 2024, Ilham menyoroti pentingnya nasionalisme sebagai pilar pertahanan bangsa.

Di era society 5.0, semangat nasionalisme yang dahulu menjadi pondasi utama kesatuan bangsa kini justru mulai meredup. Menurut Ilham, pemahaman tentang nasionalisme harus diperkuat kembali di masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan zaman.

Tonggak Sejarah yang Terlupakan

Ilham menjelaskan bahwa tonggak penting dalam sejarah nasionalisme Indonesia adalah lahirnya organisasi Budi Utomo pada 1908 dan pelaksanaan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Namun, kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat di era 5.0 justru menjadi faktor yang menggerus kesadaran nasionalisme generasi muda saat ini.

Degradasi semangat nasionalisme di Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya meliputi keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan, demokrasi yang mulai melampaui batas etika dan kesantunan, serta munculnya etnosentrisme di masyarakat.

Baca Juga :  Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya

Di sisi lain, faktor eksternal juga tak kalah kuat, seperti dampak globalisasi yang membuka akses pada budaya asing, pengaruh liberalisme, dan kecenderungan masyarakat untuk mengesampingkan produk lokal demi produk luar.

Peran Pendidikan, Keluarga, dan Pemerintah dalam Era 5.0

Menyadari urgensi penanaman kembali nilai nasionalisme, Ilham mengusulkan tiga strategi untuk membangkitkan kembali semangat Sumpah Pemuda di era modern ini. Pertama, melalui jalur pendidikan dengan menerapkan Kurikulum

Merdeka Belajar yang bertujuan mengembangkan profil pelajar Pancasila di sekolah-sekolah. Kurikulum ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga akan identitas bangsa melalui pendekatan pendidikan karakter yang lebih kontekstual.

Kedua, keluarga juga diharapkan turut berperan dalam mendidik anak-anak mereka mengenai kebanggaan menggunakan produk dalam negeri serta cinta terhadap budaya lokal.

Keluarga adalah fondasi utama, dan pendidikan nasionalisme bisa dimulai dari rumah. Dengan adanya pemahaman sejak dini, generasi muda diharapkan dapat tumbuh dengan identitas yang kuat.

Terakhir, Ilham menyebut peran pemerintah dalam menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan pameran budaya.

Acara-acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali budaya daerah kepada generasi muda sekaligus menjaga kelestariannya di tengah pengaruh globalisasi yang semakin deras.

Baca Juga :  Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Pemerintah perlu berupaya menjaga eksistensi budaya lokal agar generasi muda bisa melihat keindahan budaya sendiri sebelum terpengaruh oleh budaya asing,” jelasnya.

Bisa Hanya Jadi Sejarah

Di era digital yang serba cepat, kekhawatiran mengenai nasib Sumpah Pemuda bukanlah hal yang berlebihan. Generasi muda kini lebih akrab dengan budaya global yang ditawarkan oleh internet dan media sosial.

Semangat kolektif yang dahulu terbentuk di era perjuangan kini digantikan oleh individualisme yang didukung oleh arus informasi tanpa batas.

Ilham menegaskan, “ika tak ada upaya serius untuk menanamkan kembali nilai nasionalisme, maka bukan tidak mungkin Sumpah Pemuda hanya akan menjadi catatan sejarah yang kehilangan relevansi.

Menurutnya, tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah bagaimana mempertahankan esensi dari sumpah yang dilahirkan hampir satu abad silam ini dalam menghadapi tantangan era Society 5.0.

Bagi Ilham, peringatan Sumpah Pemuda kali ini hendaknya menjadi momen refleksi bagi generasi muda. Ini bukan hanya soal seremonial, tetapi soal memperkokoh jati diri dan kebanggaan kita sebagai bangsa tutupnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba
Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955
Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata
Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia
Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh
Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India
Penelitian Unik, Temukan Jenis Kentut yang Dapat Hangatkan Bumi
Kakek Prabowo Disebut Akan Diajukan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Rekam Sejarah Perannya

Baca Lainnya

Sabtu, 29 Maret 2025 - 04:57 WIB

Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:02 WIB

Geliat Kerajinan Sangkar Burung di Desa Dawuhan Mangli Jember, Mampu Bertahan Sejak Tahun 1955

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

Dua Periset UNIB Teliti K.H.R. Ach. Fawaid As’ad Situbondo, Ulama’ Politik Yang Menata Bangsa Dari Kehidupan Nyata

Minggu, 16 Februari 2025 - 05:07 WIB

Akademisi UNESA Teliti Kasus Nenek Asyani, Dorong Perbaikan Hukum di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 04:42 WIB

Diteliti, Waly Al-Khalidy Berperan Besar dalam Desain Otoritas Agama di Aceh

TERBARU

Ilustrasi Silaturahim Saat Lebaran (Sumber: Generated AI)

Educatia

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Selasa, 1 Apr 2025 - 08:23 WIB

Kolomiah

Takbir Melawan Korupsi

Senin, 31 Mar 2025 - 10:50 WIB