Frensia.id- Tegas! jaringan Gusdirian soal keperpihakan di Pemilihan Umum Kepala Daerah. Jay Akhmad, Koordinator Seknas Jaringan Gusdurian menyatakan bahwa lembaganya berkomitmen untuk tidak terlibat dari politik praktis.
Selama ini jaringan Gusdurian dianggap dan dicatut berpihak ke salah satu kelompok dan tokoh politik. Hal tersebut menurutnya keliru.
Jay Akhmad mewakili jaringan Gusdurian menegaskan bahwa mereka tidak berpihak kepada calon politik manapun. Hal demikian dikemukakan dalam acara Gus Dur memorial lecture di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Shiddiq (UIN KHAS).
“Sekarang hampir momentum Pilkada. Saya tegaskan, Jaringan Gusdurian tak terlibat politik praktis. Tidak ada urusannya dengan mendukung calon tertentu”, Pungkasnya.
Jika ada kelompok yang mengaku Gusdurian, kemudian mendukung calon tertentu. Jay Akhmad secara tegas dan menjamin bahwa kelompok tersebut bukan jaringan Gus Durian.
Jaringan Gusdurian berperan signifikan dalam memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik selama momen Pilkada. Mereka aktif menjaga nilai-nilai fundamental demokrasi, seperti keadilan, transparansi, inklusivitas, dan partisipasi masyarakat.
Salah satu tugas utamanya adalah memastikan hak-hak warga, terutama kelompok marginal, terjamin selama proses pemilihan. Selain itu, mereka juga berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya demokrasi yang sehat, menghindari politik uang, dan memastikan pemilihan berlangsung secara jujur serta adil.
Dengan posisi tersebut, jaringan Gusdurian ini berusaha mencegah terjadinya kecurangan, memastikan suara rakyat didengar, dan menjaga keberlanjutan demokrasi yang berkualitas di Indonesia.
Tujuan jaringan Gusdurian baginya adalah untuk membumikan gagasan luhur sang tokoh bangsa. Ia mengapresiasi UIN Khas Jember yang telah bersedia bekerja sama untuk satu misi.
“Terima kasih untuk kemudian bekerjasama menyelenggarakan Gus Memorial Lecture,” ungkapnya.
Dinformasikan juga, UIN KHAS merupakan kampus ke enam yang menyelenggarakan Gus Dur Memorial Lecture. Walapun demikian, baginya acara di kampus yang ke enam tersebut sangat istimewa.
“Acara ini juga mempertemukan tokoh besar KH Ahmad Shiddiq dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)”, tambahnya.
Kedua tokoh yang disebutkannya, secara historis pernah bertemu 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1984, KH Ahmad Shiddiq terpilih sebagai Syuriah dan Gus Dur sebagai Tanfidiyah Nahdlatul Ulama’.