Tradisi Prasmanan Dianggap Lenyapkan Adat Lokal

Saturday, 10 August 2024 - 20:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Tradisi Prasmanan Dianggap Lenyapkan Adat Lokal (Sumber: Istimewa/Pernikahan M.Azwar Anas)

Gambar Tradisi Prasmanan Dianggap Lenyapkan Adat Lokal (Sumber: Istimewa/Pernikahan M.Azwar Anas)

Frensia.id- Tradisi prasmanan sering ditemukan dalam setiap acara besar masyarakar lokal di Indonesia. Ternyata, tradisi ini dianggap bentuk adat baru yang melenyapkan tradisi lokal lama.

Saat ini, beberapa perayaan baik di kota  hingga di desa telah banyak berubah. Perayaan-perayaan sakral seperti sunat an hingga pernikahan telah dimasuki arus modernisasi hingga industrialisasi. 

Tradisi-tradisi lokal yang melekat pada ceremonial masyarakat nusantara, sudah mulai bertambah, bahkan bisa dianggap bergeser. Salah satunya sebagaimana diungkapkan oleh Rif’an Khumaidi, pakar pendidikan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.

“Banyak tradisi lama lenyap. Kebutuhan dan perkembangan industri banyak mempengaruhi. Di pernikahan contohnya, hiburan dan pelayanan tamunya telah berubah. Dampak negatifnya, pasti ada nilai pendidikan tradisional masyarakat yang hilang”, katanya pada Frensia.id 10/08/2024.

Baca Juga :  IPM 2025: Situbondo Salip Jember, Torehan Prestasi di Bawah Kepemimpinan Mas Rio

Pernyataan ini juga diperkuat oleh beberapa peneliti. Diantaranya, Syarifuddin dan rekan-rekannya sesama akademisi dari Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Sriwijaya.

Temuan yang telah terbit di Jurnal Sosial Budaya UIN Suska pada tahun 2022, melihat tradisi lokal yang bergeser. Tradisi menghidangkan makanan yang dikenal dengan ngidang berganti budya prasmanan.

Keberadaan tradisi ini sekarang semakin langka karena kebutuhan masyarakat akan kepraktisan. Kondisi ini telah menyebabkan tradisi ini mulai tergantikan oleh budaya prasmanan, yang telah berkembang sejak tahun 1990-an.

Akibatnya, hanya beberapa daerah di Palembang, terutama di pedesaan, yang masih menjaga tradisi ini dengan baik.

Baca Juga :  Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo

Senada dengan temuan Sri Septiyani, Bety Bety dan Nurfitri Hadi. Mereka juga fokus pada tradisi ngidang yang telah jadi kebiasaan prasmanan.

Temuan mereka telah lama terbit. Pada tahun 2021 dipublikasi dalam Tancak.

Dampak negatif dari perubahan ini terlihat pada melemahnya intensitas interaksi antarwarga, yang berujung pada kurang kuatnya hubungan sosial dalam komunitas.

Selain itu, perubahan ini juga mengancam kelestarian budaya lokal atau tradisi khas yang selama ini menjadi identitas unik masyarakat.

Seiring waktu, hal ini bisa mengakibatkan hilangnya ciri khas yang mengikat dan mengeratkan masyarakat. Bahkan dapat juga mengikis keanekaragaman budaya yang ada.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

IPM 2025: Situbondo Salip Jember, Torehan Prestasi di Bawah Kepemimpinan Mas Rio
Penjelasan Pertamina Soal Antrean Panjang Biosolar di SPBU Jember
Cita Rasa Khas Kopi Lereng Gunung Raung, Petani Jember Harap Perhatian Pemerintah
Menarik! Dialog Lintas Agama UIN KHAS Jember Rekomendasikan Pengembangan Listrik Tenaga Sampah
Bedah Buku Dibanjiri Ratusan Ummat Antar Agama, UIN KHAS Siapkan Rekomendasi Penguatan Moderasi Eco-Theology
Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo
Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik
Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah

Baca Lainnya

Saturday, 8 November 2025 - 18:48 WIB

IPM 2025: Situbondo Salip Jember, Torehan Prestasi di Bawah Kepemimpinan Mas Rio

Friday, 7 November 2025 - 13:33 WIB

Cita Rasa Khas Kopi Lereng Gunung Raung, Petani Jember Harap Perhatian Pemerintah

Wednesday, 29 October 2025 - 17:21 WIB

Menarik! Dialog Lintas Agama UIN KHAS Jember Rekomendasikan Pengembangan Listrik Tenaga Sampah

Wednesday, 29 October 2025 - 12:13 WIB

Bedah Buku Dibanjiri Ratusan Ummat Antar Agama, UIN KHAS Siapkan Rekomendasi Penguatan Moderasi Eco-Theology

Saturday, 11 October 2025 - 19:55 WIB

Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo

TERBARU

Polisi saat mengamankan prean yang diduga buat onar. (Sumber foto: istimewa)

Criminalia

Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar

Wednesday, 12 Nov 2025 - 14:59 WIB

Mohammad HarisTaufiqur Rahman, S.H., M.H.
(Akademisi Fakultas Hukum Universitas Bondowoso & Reviewers Jurnal Iqtishaduna UIN Alauddin Makasar)

Opinia

Menyemai Semangat Pahlawan di Tanah Tani Nusantara

Monday, 10 Nov 2025 - 14:38 WIB