Frensia.id- Dunia global tampak bersatu mencari solusi menghadapi krisis air. Hal demikian terlihat dalam tema besar World Water Forum ke-10 yang diadakan akan dilaksanakan di Bali minggu depan. Tercatak ada 58 negara yang akan hadir.
Pada rilis penyelenggaranya, dijelaskan bahwa acara tersebut akan dilaksanakan pada 18-25 Mei 2024. Acara akan dimulai dengan acara Balinese Water Purification.
Acara akan dibuka pada tanggal 20 Mei 2024. Opening caremony akan diikuti dengan kegiatan expo and fair.
Secara keseluruhan, acara tersebut dilatar belakangi oleh permasalahan pengelolaan air secara global.
“Air global kebutuhan meningkat tajam, sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan industri. Sementara itu, ketersediaan air yang berkualitas dan berkelanjutan semakin sulit karena faktor lingkungan degradasi dan perubahan iklim“, tulis Joko Widodo dengan berbahasa Inggris dalam rilis resminya.
Karena melihat masalah tersebut, Jokowi berharap dalam agenda tersebut memerlukan banyak inovasi, khususnya pembiayaan inovatif yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta; inovasi teknologi untuk mengelola kebutuhan konsumsi pangan dan energi.
Selain itu, perlu juga komitmen semua pihak untuk berkontribusi. Jokowi mendorong semua pihak untuk bekerja sama mencarikan solusi terbaik dalam pengelolaan air.
Selain itu, acara tersebut dilaksanakan karena menyadari bahwa krisis air sudah perlu ditangani secara politik. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Loic Fauchan, ISC Co-Chair, President of World Water Counci.
“Air adalah politik” di semua tingkatan, internasional, nasional, dan lokal. Dan prioritas-prioritas ini memerlukan tindakan dan solusi yang bersifat politis” catat Louc dalam rilis resminya.
Ia juga menegaskan bahwa melalui agenda yang akan dilanding minggu depan, akan dapat menyatukan tiga hal penting. Ketiganya adalah inovasi, tata kelola dan anggaran.
“Untuk menyatakan dengan lantang bahwa menyediakan air bagi beberapa juta orang yang kekurangan air memerlukan aliansi yang sempurna antara inovasi, tata kelola, dan keuangan. Dan aliansi ini membutuhkan jawaban konkrit yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat termiskin,” tambahnya dalam bahasa Inggris.
Secara keseluruhan semua tahapan kajian akan membahas beberapa tema penting. Beberapa diantaranya, Water Security And Prosperity, Water For Human and Nature, Disester Risk Reduction and Management, Governance, Cooperation nad Hydro Diplomacy, Sustainable Water Finance, dan Knowledge and Inovation.
Semuanya diupayakan sebagai langkah inovasi pengembangan pengelolan air. Tentunya sebagai solusi mengatasi krisis air dengan pemaduan tata kelola, inovasi dan keuangan.