“Semoga segera tersingkir dari langitku”
_Iwan Fals
Frensia.id- 4 Bait lirik lagu Lagu Iwan Fals berjudul “Kanjuruan” ternyata juga mengandung nasehat teologis, yakni moral manusia dengan Tuhannya. Hal ini membuktikan bahwa ia tidak hanya membuat lagu kritik.
Penyanyi yang tenar karena menyanyikan lagu kritik ini ternyata juga sering melantunkan lagu-lagu dengan pesan teologis. Tidak hanya menyoal tingkah lagu pemerintah saja, ia juga membawa nilai-nilai yang erat dengan ajaran agama.
Hal demikian dapat ditemukan dalam lagunya yang berjudul “Kanjuruan”. Sebagaimana diketahui bersama bahwa lagu ini dirilis oleh Iwan Fals pada Rabu, 5 Oktober 2022 di kanal youtube pribadinya.
Sesuai dengan judulnya, terciptanya lagu ini berkaitan dengan tragedi sepak bola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Tragedi tersebut membuat dunia sepak bola dikecam, pasalnya merenggut lebih dari 130 orang.
Lagu ini mengangkat peristiwa tragis tersebut dan menjadi bentuk empati serta refleksi sosial terhadap kejadian memilukan yang menimpa dunia sepak bola Indonesia.
Melalui lagu ini, Iwan Fals menyuarakan kesedihan dan kritik terhadap situasi yang menyebabkan tragedi ini. Ia mengajak masyarakat untuk mengenang para korban dan merenungkan pentingnya keamanan dan ketertiban dalam penyelenggaraan acara besar seperti pertandingan sepak bola.
Selain menyampaikan duka dan kritik, ternyata dalam bait-baitnya nasehat moral teologis antara manusia dan Tuhannya. Hal ini diungkap dalam hasil penelitian sejumlah akademisi dari Universitas Muhammadiyah Malang, diantaranya Inka Krisma Melati, Daroe Iswatiningsih, dan Mohammad Khikam Zahidi.
Temuan riset yang telah dipublish dalam Jurnal Genre pada tahun 2023 silam, menggambarkan 4 bait pesan moral teologis tersebut. Keempat diringkas oleh Frensia.id dalam tulisan ini.
Tapi ku yakin, Tuhan tunjukkan jalan
Bait ini memiliki makna adanya hubungan manusia dengan Tuhan dalam setiap kondisi. Menurut mereka didalamnya memiliki pesan moral beriman, yaitu percaya kepada Tuhan dengan penuh keyakinan bahwa setiap permasalahan yang sedang terjadi pasti akan ada jalan keluarnya.
Keyakinan ini memberikan pesan bahwa dalam tragedi kanjuruan, hendaknya bisa selalu berserah diri kepada Tuhan. Pesan ini mengingatkan bahwa Tuhan selalu hadir dan mengetahui segala permasalahan yang kita hadapi.
Disirami air mata dan doa-doa
Pada lirik lagu “kanjuruhan” juga terdapat kalimat “disirami air mata dan doa-doa”. Kalimat tersebut menunjukkan adanya suasana duka dan kesedihan yang mendalam. Dalam keadaan tersebut, hendaknya kita berdoa kepada Tuhan untuk berpasrah dan menenangkan diri.
Pesan ini mengingatkan bahwa dalam saat-saat penuh kesedihan dan duka, doa menjadi sumber kekuatan dan penghiburan. Doa membantu untuk menerima kenyataan dengan hati yang lapang dan memohon kepada Tuhan agar diberikan ketenangan serta kekuatan untuk menghadapi cobaan. Melalui doa, manusia dapat menyerahkan segala rasa sakit dan kesedihan kepada Tuhan.
Semoga segera menyingkir, dari langitku
Bait ini diidentifikasi sebagai do’a pada Tuhan. Ungkapan “awan gelap” pada bait sebelumnya adalah menggambarkan suasana hati yang muram dan penuh dengan kesedihan. Hal demikian mencerminkan perasaan berat dan putus asa yang dirasakan ketika seseorang berada dalam situasi sulit atau penuh duka.
Sementara itu, kalimat “Semoga segera menyingkir, dari langitku” tentu menunjukkan harapan dan doa untuk masa depan yang lebih cerah. Ini adalah seruan kepada Tuhan agar kesedihan dan masalah yang sedang dialami segera berlalu, digantikan dengan kebahagiaan dan kedamaian.
Semoga semua ini tak terulang lagi
Bait ini juga dianggap sebagai doa kepada Tuhan. Doa tersebut mengandung permohonan agar peristiwa tragis atau kesulitan yang dialami tidak kembali menghantui di masa depan.
Pada bait ini Iwan Fals mengungkapkan harapan yang mendalam untuk perubahan dan perbaikan. Penderitaan yang telah dialami bersama dapat menjadi pelajaran berharga dan mendorong semua pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dan aman di kemudian hari.