Frensia.id- Puntung rokok di Indonesia sangat besar. Masyarakat Indonesia merupakan salah konsumen rokok yang paling besar di dunia. Untuk itu ada banyak akademisi yang berusaha memanfaatkannya dengan baik.
Puntung rokok ternyata dapat diekstrak menjadi Insektisida yang bermanfaat untuk membunuh gama tanaman. Proses tersebut dianggap sangat tepat karena jika puntung rokok tidak dimanfaatkan, sampak nikotin yang ditimbulkan tetap akan berbahaya.
Bayangkan saja, jika produksi rokok dunia mencapai angka yang sangat besar, yaitu sekitar 5,5 triliun batang, atau sekitar 10,5 juta batang setiap menitnya. Jika menghitung volume dari puntung rokok, dengan asumsi bahwa 20 puntung memiliki volume sekitar 10 ml, maka total volume dari 5,5 triliun puntung rokok akan mencapai sekitar 2.750.000.000 liter.
Jumlah ini cukup untuk memenuhi sekitar 1.100 kolam renang berukuran standar olimpiade. Jadi, skala produksi rokok dan dampak potensialnya terhadap lingkungan, terutama jika mempertimbangkan limbah yang dihasilkan oleh puntung rokok tersebut, sangat besar.
Untuk itu, tim akademisi dari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Amri Aji, Leni Maulinda dan Sayed Amin, berupaya melakukan penelitian terhadap potensi daur ulang puntung rokok.
Penelitian mereka telah diterbitkan tahun 2015 silam di Jurnal Teknologi Kimia Unimal. Mereka meneliti rokok Kretek Gudang Garam dan Djim Sam Soe.
Temuan mereka memperlihatkan, nikotin pada puntung rokok kretek, seperti Gudang Garam Merah, terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan rokok filter seperti Dji Sam Soe Magnum.
Persentase nikotin yang terkandung dalam Gudang Garam Merah tertinggi adalah 14,5255%. Sementara itu, kandungan nikotin dalam Dji Sam Soe Magnum berada pada angka 9,1657%, 13,4225%, dan 13,6543%.
Nikotin yang ditemukan ternyata dapat dilarutkan dengan memakai cloroform. Namun karena nikotinnya berbeda, lama ekstraksinya juga berbeda untuk menjadikan nikotin sebagai insektisida.
Mereka menjelaskan bahwa semakin lama proses ekstraksi dilakukan, semakin banyak nikotin yang dapat diekstraksi dari puntung rokok tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh waktu ekstraksi terhadap jumlah nikotin yang terlepas dari puntung rokok.
Proses ini dapat dikembangkan untuk menanggulangi meledaknya puntung rokok di tempat sampah agar lebih bermanfaat.