Diteliti Akademisi, Perempuan Korban Diskriminasi Di Kampus Diam Karena Pilihan Paling Aman

Selasa, 26 November 2024 - 18:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Diteliti Akademisi Universitas Sebelas Maret, Korban Diskriminasi Di Kampus Diam Karena Pilihan Paling Aman (Sumber: Canva/Frensia)

Gambar Diteliti Akademisi Universitas Sebelas Maret, Korban Diskriminasi Di Kampus Diam Karena Pilihan Paling Aman (Sumber: Canva/Frensia)

Frensia.id-Budaya patriarki yang mendarah daging di Indonesia, terutama dalam tradisi Jawa, kembali disorot dalam penelitian dua akademisi Universitas Sebelas Maret, Salma Rabbaniyah dan Shafa Salsabila.

Dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan analisis naratif, dalam penelitian yang terbit tahun 2022 ini, menyoroti dampak patriarki pada korban kekerasan seksual di kampus, yang kerap memilih diam daripada mengungkapkan pengalaman traumatis mereka.

Penelitian ini mengungkap bahwa korban kekerasan seksual sering kali terjebak dalam dilema yang mencekam. Ketakutan akan stigma, rasa malu, hingga ancaman balas dendam, membuat banyak korban memilih membungkam diri. Budaya patriarki menempatkan beban sosial yang besar pada korban, terutama perempuan, untuk menjaga harmoni sosial meski harus mengorbankan diri.

Hal ini diperparah oleh norma-norma Jawa yang menekankan pentingnya menjaga hubungan interpersonal dan menghindari konflik. Bagi korban, berbicara dianggap bukan hanya tindakan yang sia-sia, tapi juga berisiko memutuskan jaringan sosial yang penting bagi keberlangsungan hidup mereka. Ketakutan itu sangat nyata, tidak hanya secara psikologis, tapi juga fisik.

Baca Juga :  Buku Nabiel A. Karim Hayaze', Gambarkan Musik Gambus Sebagai Simfoni Perekat Bangsa

Kampus, yang semestinya menjadi ruang aman bagi para akademisi muda, justru menjadi tempat subur bagi ketidakadilan gender. Kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi sering kali tidak ditindak tegas. Para pelaku, yang sering kali memiliki posisi berkuasa atau status sosial lebih tinggi, membuat korban merasa tidak punya daya untuk melawan.

Salma dan Shafa menekankan bahwa trauma korban tidak hanya berasal dari tindakan kekerasan itu sendiri, tetapi juga dari ketidakberdayaan mereka untuk mengungkapkan kebenaran.

Baca Juga :  Pemuda di Jember Bacok 4 Orang, 2 Tewas

Dalam lingkungan yang masih sarat dengan pola pikir patriarki, membicarakan kekerasan seksual sering kali dianggap memalukan, sehingga korban terpaksa memilih diam sebagai bentuk perlindungan diri.

Penelitian ini tidak hanya mengungkap fakta, tetapi juga menjadi seruan mendesak untuk perubahan. Lingkungan kampus perlu menciptakan mekanisme pelaporan yang aman dan mendukung korban untuk berbicara tanpa takut dihakimi. Salma dan Shafa menyimpulkan bahwa membungkam diri mungkin tampak seperti pilihan yang aman, tetapi itu adalah jeritan sunyi yang memanggil kita semua untuk bertindak.

Dengan penelitian ini, keduanya berharap dapat menggerakkan berbagai pihak untuk memutus rantai patriarki dan membuka ruang yang lebih adil bagi semua. Sebab, di balik setiap keheningan, selalu ada cerita yang perlu didengar.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember
Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ
Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket
Resmi Selesai, Ujian SSE UM-PTKIN UIN KHAS Jember Berlangsung Kondusif Tanpa Ada Kecurangan
Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI
Pemuda di Jember Bacok 4 Orang, 2 Tewas
PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z
MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Baca Lainnya

Kamis, 19 Juni 2025 - 07:00 WIB

Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember

Selasa, 17 Juni 2025 - 11:54 WIB

Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ

Senin, 16 Juni 2025 - 11:59 WIB

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Minggu, 15 Juni 2025 - 01:30 WIB

Resmi Selesai, Ujian SSE UM-PTKIN UIN KHAS Jember Berlangsung Kondusif Tanpa Ada Kecurangan

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:37 WIB

Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI

TERBARU