Poor Folk, Novel Pertama Fyodor Dostoevsky yang Dianggap Mewakili Sastra Rusia

Kamis, 5 Desember 2024 - 19:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Poor Folk - Fyodor Dostoevsky

Poor Folk - Fyodor Dostoevsky

Frensia.id – “Poor Folk” karya Fyodor Dostoevsky adalah novel pertama yang diterbitkan pada tahun 1846. Karya ini sekaligus dianggap mewakili ciri khas karya sastra Rusia.

Novel ini menggambarkan kehidupan dua orang miskin di Saint Petersburg, Makar Dievushkin dan Barbara Dobroselova, yang berkomunikasi melalui surat-menyurat. 

Dostoevsky menggunakan format epistolary ini untuk secara bertahap mengungkapkan kehidupan mereka yang penuh dengan perjuangan dan penderitaan akibat kemiskinan.

Makar Dievushkin adalah seorang pegawai rendahan yang bekerja sebagai penyalin dokumen, sementara Barbara Dobroselova adalah seorang penjahit yang juga berjuang untuk bertahan hidup. 

Baca Juga :  Tentang Protes RUU TNI, Komentar Deddy Corbuzier Dianggap Keliru

Kedua karakter ini saling mencintai, namun cinta mereka tidak dapat mengatasi kondisi ekonomi yang sulit. 

Novel ini tidak hanya menggambarkan hubungan mereka, tetapi juga mengeksplorasi tema-tema kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan hubungan antara orang miskin dan orang kaya.

Dostoevsky menggunakan realisme untuk menggambarkan psikologi karakter-karakternya dan menunjukkan mekanisme sosio-ekonomi yang menyebabkan kemiskinan. 

Baca Juga :  Sebanyak 782 Ijazah Diantar ke Rumah Siswa Secara Gratis, Cabdin Jember: Tak Ada Lagi Penahanan Karena Tunggakan

Novel ini sering dianggap sebagai karya pertama yang menampilkan realisme sosial dalam sastra Rusia, yang kemudian menjadi ciri khas dari banyak karya Dostoevsky yang lain. 

“Poor Folk” juga menunjukkan empati dan kasih sayang yang bisa tumbuh di tengah-tengah penderitaan manusia, menawarkan pandangan yang mendalam tentang kondisi manusia dan ketahanan jiwa dalam menghadapi kesulitan. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ
PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik
UM-PTKIN UIN KHAS Jember 2025, Siapkan Kuota 4.230 Mahasiswa Baru
Buku Nabiel A. Karim Hayaze’, Gambarkan Musik Gambus Sebagai Simfoni Perekat Bangsa
Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan
Sebanyak 782 Ijazah Diantar ke Rumah Siswa Secara Gratis, Cabdin Jember: Tak Ada Lagi Penahanan Karena Tunggakan
Model Kurikulum Murray Print: Solusi Menggapai Pendidikan Progresif

Baca Lainnya

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:10 WIB

Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:30 WIB

PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik

Kamis, 24 April 2025 - 15:31 WIB

UM-PTKIN UIN KHAS Jember 2025, Siapkan Kuota 4.230 Mahasiswa Baru

Rabu, 23 April 2025 - 18:30 WIB

Buku Nabiel A. Karim Hayaze’, Gambarkan Musik Gambus Sebagai Simfoni Perekat Bangsa

TERBARU

ilustrasi ijazah sebagai produk lembaga pendidikan

Kolomiah

Legitimasi Sistem Pendidikan

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB

Educatia

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB