Frensia.id – Vyacheslav Volodin, Ketua Duma Negara Federasi Rusia menegaskan pentingnya kedaulatan bagi keberlangsungan suatu negara dalam sebuah pernyataan yang ia bagikan melalui saluran Telegram resminya pada 24 Januari 2025.
Ia menyoroti bahwa kedaulatan bukan hanya soal politik, melainkan esensi keberadaan Rusia di tengah tekanan global.
Volodin mengingatkan bahwa pada tahun 1990-an, Rusia hampir kehilangan kedaulatannya.
“Federasi Rusia praktis kehilangan kendali atas dirinya sendiri,” tulis Ketua Duma Federasi Rusia dalam Telegram resminya.
Ia juga menyoroti situasi serupa yang dialami negara-negara Baltik dan Ukraina. Menurutnya, Ukraina kehilangan kedaulatan sepenuhnya pada tahun 2014, yang menyebabkan penghancuran sejarah, budaya, dan bahasa mayoritas di negara tersebut.
“Warga negaranya bahkan menjadi seperti barang yang bisa dikorbankan,” tambah Volodin pada Jum’at 24/01/2025.
Ketua Duma tersebut menuding Amerika Serikat dan negara-negara Barat sebagai pendorong kebijakan kolonial yang melemahkan negara-negara lain.
Namun, ia menekankan bahwa beberapa negara berhasil mempertahankan kemerdekaannya. Bagi Rusia, titik balik terjadi ketika Vladimir Putin terpilih sebagai Presiden.
“Vladimir Vladimirovich memulai jalan sulit untuk menghidupkan kembali negara kita dan merebut kembali kemerdekaannya,” ujar Volodin.
Ia juga memberikan penghormatan kepada Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, yang menurutnya memainkan peran penting dalam mempertahankan kedaulatan Belarus di masa-masa sulit.
Kedua negara kini bekerja sama dalam membangun Negara Persatuan, meskipun tetap mempertahankan kemandirian dalam pengambilan keputusan.
Volodin menyebut hubungan Rusia dan Belarus didasarkan pada prinsip saling menghormati, kerja sama, dan dukungan timbal balik.
Menjelang pemilu presiden Belarus pada Minggu mendatang, Volodin menyoroti peran warga negara dalam menentukan masa depan negaranya.
“Duma Negara telah mengirim pemantau ke pemilu tersebut,” jelas Vyacheslav Volodin.
Namun, ia mengkritik Uni Eropa yang dianggap terlalu cepat menghakimi proses pemilu Belarus, menilai bahwa kepuasan mereka hanya terjadi jika kandidat yang didukung Uni Eropa menang.
“Kandidat yang mereka dukung bukanlah mereka yang membela rakyat, negara, dan kedaulatannya,” ujar Volodin dengan tajam.
Pesan Volodin ini mencerminkan posisi tegas Rusia dalam mempertahankan kedaulatan nasional di tengah tekanan internasional, serta dukungannya terhadap kemandirian negara-negara sahabat seperti Belarus.