Ngenest, Film yang Menceritakan Perasaan Traumatis Sebagai Keturunan Tionghoa

Rabu, 5 Februari 2025 - 20:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

hasil tangkapan layar salah satu scene film Ngenest 2015

hasil tangkapan layar salah satu scene film Ngenest 2015

Frensia.id- Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan merupakan sebuah film komedi yang menceritakan sisi traumatis seorang anak keturunan Tionghoa, dimana dalam kehidupannya sehari-hari sering mendapatkan perundungan karena dirinya berbeda.

Film ini diadaptasi dari sebuah novel yang ditulis dan disutradarai oleh Ernest Prakasa, sekaligus sebagai pemain utama bergandengan dengan Lala Karmela sebagai Meira. Dirilis pertama kali pada bulan Desember tahun 2015.

Sejak kecil, sebagaimana diceritakan, Ernest mendapatkan perundungan hal tersebut dikarenakan ia adalah seorang Cina, sedangkan populasi Tionghoa itu sangatlah sedikit, sehingga dianggap berbeda.

Dalam menjalani hidupnya tersebut, Ernest ditemani seorang kawan setia bernama Patrick yang diperankan oleh Morgan dan merupakan Cina pula, hanya saja ia tidak mempunyai pengalaman yang traumatis, akibat etnisitas dan status yang berbeda.

Patrick lah yang dari kecil membela dan menemani Ernest. Sekalipun sama-sama Cina, tetapi pengalaman Patrick tidak dicerna sebagai sesuatu yang meresahkan dan mampu menimbulkan rasa penyesalan sebagai seorang kelahiran Tionghoa.

Baca Juga :  7 Potensi Musibah Pantai Drini, Salah Satunya Jadi Penyebab Siswa SMP 07 Mojokorto Kehilangan Nyawa

Sebenarnya perundungan tersebut mempunyai asal-usul dari ke-Cina-annya, dari wajah yang berbeda dari kebanyakan pribumi. Dari makna yang berbeda itu melahirkan konsep minoritas.

Sebab minoritas maka identitas sebagai yang lemah mencuat. Sehingga menjadi ajang perundungan oleh kawan-kawannya sejak menginjak sekolah dasar.

Berdasarkan pengalamannya yang dianggap berbeda tersebut, tumbuh dalam hati kecilnya rasa inferioritas, kurang percaya diri sebagai anak Cina dan berbeda.

Dalam diri Ernest terdapat gejolak yang cukup dahsyat, dimana ia mencoba untuk menyangkal jati dirinya. Hingga suatu hari, ia menemukan cara untuk memanifestasikan penolakan dirinya, yaitu dengan mencari istri seorang pribumi.

Singkat cerita, ia bertemu dengan perempuan Sunda bernama Meyra, dan pada akhirnya Ernest berhasil memenangkan hatinya kemudian beranjak ke jenjang yang lebih serius, yaitu menikah.

Baca Juga :  Viral! Terkenal Saat JFC, Kucing Domestik Rumahan Bisa Berbagai Atraksi, Ternyata Dari Jember Mini Zoo

Tidak usai sampai disini, cita-cita untuk menikah dengan yang bukan keturunan Tionghoa tidak cukup alasan untuk menghapus pengalaman traumatis yang ia miliki. Kenyataannya, Ernest masih saja dihantui oleh jati dirinya, sehingga ia khawatir jika mempunyai anak yang mirip dirinya, bukan ibunya.

Atas kekhawatiran tersebut, Ernest menunda untuk mempunyai anak. Sampai tahun kedua, hingga dalam sebuah Scene, Meyra yang sudah siap dan mengidam-idamkan punya momongan marah kepada Ernest atas penyangkalan yang ia lakukan selama ini, kekhawatiran dan rasa traumatis yang dimiliki adalah tidak masuk akal.

Sampai akhirnya, Ernest bagaimanapun situasinya harus memaksakan diri untuk menghadapi dunia, bukan lagi lari dari apa yang telah menjadi takdirnya. Akhirnya ia ambil inisiatif untuk punya anak dan Ernest memberanikan diri untuk menghalau segala bentuk pengalaman traumatiknya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

“Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis”, Buku Panduan Bagi Penulis Pemula
Strategi Bertahan Warung Mie Nyonyor Rest Jubung-Jember, Pernah Dikaji Akademisi
Membaca Islam, Lewat Sorot Mata Sosiolog Jepang
Mangir, Drama yang Mengungkap Bobroknya Moral Kekuasaan
7 Potensi Musibah Pantai Drini, Salah Satunya Jadi Penyebab Siswa SMP 07 Mojokorto Kehilangan Nyawa
Pantai Drini Rawan Tsunami, Bahkan Periset Telah Perkirakan Dampaknya, Jika Terjadi
Pantai Drini Berbahaya! Sebenarnya Telah Diteliti Sejumlah Pakar UGM
Kontroversi Pantai Indah Kapuk Kembali Mencuat, Berikut Riset yang Kaji Dampak Buruk Reklamasi Teluk Jakarta

Baca Lainnya

Minggu, 16 Februari 2025 - 22:08 WIB

“Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis”, Buku Panduan Bagi Penulis Pemula

Minggu, 9 Februari 2025 - 03:00 WIB

Strategi Bertahan Warung Mie Nyonyor Rest Jubung-Jember, Pernah Dikaji Akademisi

Rabu, 5 Februari 2025 - 20:27 WIB

Ngenest, Film yang Menceritakan Perasaan Traumatis Sebagai Keturunan Tionghoa

Selasa, 4 Februari 2025 - 08:54 WIB

Membaca Islam, Lewat Sorot Mata Sosiolog Jepang

Rabu, 29 Januari 2025 - 23:32 WIB

Mangir, Drama yang Mengungkap Bobroknya Moral Kekuasaan

TERBARU

Kolomiah

Ramadhan, Setan Dipasung, Kenapa Maksiat Masih Subur?

Rabu, 12 Mar 2025 - 08:30 WIB

Kolomiah

Ramadhan dan Negeri yang Gemar Menunda

Selasa, 11 Mar 2025 - 12:23 WIB

Religia

Tiga Tingkatan Puasa: Syariat, Thoriqoh, Hakikat

Selasa, 11 Mar 2025 - 10:05 WIB