Frensia.id- Pemikir terkemuka Yunani, Plato dalam bukunya Republik mengemukakan sebuah teori kesatuan dari sebuah negara. Gagasan tersebut diucapkan lewat sebuah percakapan yang ia karang lewat lisan Sokrates.
Menurutnya, negara bisa bertambah luas apabila tetap memegang teguh konsep kesatuan dan tidak boleh melampauinya. Hal tersebut menjadi tugas para pemangku kekuasaan atau dalam istilah yang ia gunakan adalah penjaga negara.
“maka tugas tambahan lain yang harus disampaikan kepada para penjaga negara kita adalah: jangan biarkan negara kita dipandang sebagai negara besar atau negara kecil, tetapi jadikanlah negara kita sebagai negara kesatuan dan negara yang bisa memenuhi kebutuhan sendiri”, ujarnya.
Apa yang disebut olehnya dengan “negara yang bisa memenuhi kebutuhan sendiri” adalah terminologi yang hari ini gencar-gencarnya disebut oleh pemerintah republik Indonesia dengan swasembada.
Kemampuan dari sebuah negara untuk mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri tanpa perlu menggantungkan pada bantuan dari pihak luar menjadi tolak ukur pertama dari prestisiusnya di mata dunia internasional.
Negara yang mampu melakukan swasembada berarti telah mampu mengatasi persoalan internalnya dan terhindar dari ancaman terpecah belah karena konflik dalam.
Dalam persoalan yang lebih lanjut dan lebih rumit dalam mengelola sebuah negara agar memproduksi kebijakan-kebijakan yang benar dan sesuai dengan kebutuhan rakyatnya, Plato berpendapat bahwa posisi-posisi strategis di lingkungan pemangku kekuasaan harus diisi oleh mereka yang kompeten.
Orang-orang yang kompeten inilah nantinya yang akan merawat konsep kesatuan dan tidak akan melampauinya, termasuk dalam persoalan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
“tugas yang lebih mudah lagi adalah tugas yang telah kita bicarakan sebelumnya, yaitu mengirim keturunan para penjaga yang tidak memiliki kemampuan memadai untuk hidup bersama rakyat biasa dan mengangkat keturunan rakyat biasa yag memiliki kemampuan istimewa untuk hidup bersama golongan penjaga”, ungkapnya lebih lanjut.
Oleh karena itu agar tata kelola sebuah negara berjalan baik, termasuk dalam menangani swasembada maka perlu benar-benar sosok terpilih dan mempunyai kapasitas. Sehingga langkah-langkah teknis untuk memenuhi kebutuhan sendiri bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Mereka yang tidak memiliki kemampuan dalam menangani persoalan negara dan swasembada maka akan sering-sering mengambil kebijakan yang keliru dan dianggapnya mudah, yaitu dengan melakukan impor barang dari luar.