Frensia.id – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur menggelar acara bertajuk “KOPRI in Data Summit: Navigating The Landscape Organization For Shaping The Future” pada Rabu Malam, 21 Mei 2025.
Acara ini bertujuan untuk membahas peran kolaborasi antara Sumber Daya Manusia, data, dan teknologi dalam membentuk peradaban organisasi ke depan.
Dalam sambutannya, Zumrotun Nafisah, Ketua KOPRI PKC PMII Jawa Timur, menegaskan bahwa data telah menjadi senjata utama dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor, mulai dari organisasi, pemerintahan, bisnis, hingga inovasi teknologi.
“Saat ini digitalisasi telah menyentuh setiap bagian dari kehidupan, mempengaruhi cara bekerja di berbagai aspek. Adanya Artificial Intelligence, Internet of Things, Augmented Reality, Virtual Reality, dan Big Data seharusnya bukan menjadi ancaman, justru dapat kita jadikan peluang untuk menciptakan inovasi, kreativitas, meningkatkan efisiensi hingga memperluas pasar. Melalui penguasaan teknologi, Catalyst Change dapat terwujud. KOPRI Jawa Timur sebagai representasi organisasi kepemudaan akan mampu mencetak kader unggul dan dapat bersaing,” tegas Nafisah.
Ketua KOPRI PKC PMII Jatim mengistilahkan bahwa Data is the new oil, mengutip pernyataan yang populer di era digital. Istilah ini menjelaskan betapa berharganya data dalam era digital saat ini, seperti halnya minyak yang merupakan sumber daya penting dalam era industri.
“Kolaborasi antara manusia/SDM, data, dan teknologi akan menentukan seperti apa peradaban KOPRI akan dibentuk. Saat beberapa dunia mulai bicara machine learning, tren yang bergerak terus maju dan tidak bisa dihindari, kita masih gagap ngobrolin tentang Big Data dan seluruh topik yang terkait di dalamnya,” jelas Nafisah.
Selaku pimpinan KOPRI PKC PMII Jatim, Nafisah juga memaparkan beberapa poin data yang akan dikumpulkan dalam acara ini untuk memetakan kekuatan dan tantangan organisasi.
“Adapun poin data yang akan kita kumpulkan meliputi: di mana saja persebaran PMII, baik di kampus, fakultas, maupun prodi; apakah ada Badan Semi Otonom (BSO) KOPRI atau bidang keputrian; bagaimana rekrutmen kepemimpinan KOPRI, apakah melalui pemilihan langsung atau formatur; serta siapa saja perempuan yang memimpin di level PMII, mulai dari rayon, komsat, hingga cabang sejak 2022 hingga 2025,” ucapnya..
Selan itu, KOPRI PKC PMII Jatim juga akan menganalisa pengaruh dan signifikansi eksistensi KOPRI dalam konteks kepemimpinan perempuan.
Kita akan menganalisis apakah keberadaan KOPRI dapat mempengaruhi secara signifikan kepemimpinan perempuan di Jawa Timur,” terangnya.
Acara ini dihadiri Founder Alvara Research Center, Hasanuddin Ali selaku narasumber utama, Aisyatir Rodliyah Bahtiar, sekretaris KOPRI PMII Jatim, untuk mendiskusikan strategi penguatan organisasi melalui pendekatan data.
Nafisah atau yang akrab dengan sapaan Icha menambahkan bahwa pengumpulan data ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah konkret untuk membangun sistem yang lebih transparan dan akuntabel.
“Data bukan hanya angka, tapi cerita. Dari sini, kita bisa melihat di mana posisi kita, ke mana harus melangkah, dan bagaimana mempersiapkan generasi dan peradaban manusia di masa depan,” tegas Icha.
Melalui KOPRI in Data Summit ini, KOPRI PKC PMII Jawa Timur berharap dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan di era disrupsi.
Acara ini juga menjadi ajang kolaborasi antar-anggota untuk memperkuat jaringan dan inovasi dalam pengelolaan organisasi.
Dengan semangat ‘Sapta Juang’, KOPRI PKC PMII Jawa Timur siap memimpin perubahan dan menjawab tantangan zaman dengan pendekatan berbasis data.
“Kami yakin, dengan data yang tepat, keputusan yang diambil akan lebih efektif dan berdampak besar bagi kemajuan organisasi,” tutup Nafisah.