Frensia.id – Kantor Urusan Agama (KUA) Kaliwates Kementerian Agama Jember menunjukkan komitmennya untuk memperkuat budaya moderasi beragama, khususnya di wilayah perkotaan. Komitmen ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis dengan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember.
Melalui program pendampingan dan pembentukan duta griya moderasi beragama, kedua lembaga ini bertekad menciptakan agen-agen perubahan yang siap menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat urban.
Program ini secara resmi dibuka di Balai KUA Kaliwates Jember, 09/07. Acara pembukaan dihadiri oleh calon-calon duta moderasi beragama yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk tokoh penggerak tempat ibadah seperti masjid dan gereja.
Mashur Imam, Penyuluh Agama Islam KUA Kaliwates, menjelaskan bahwa para peserta yang hadir merupakan perwakilan dari remaja, takmir masjid, penyuluh agama Kristen, hingga mahasiswa lintas agama.
“Mereka yang hadir disiapkan untuk menjadi aktor-aktor budaya moderasi masyarakat urban,” ujarnya.
Muhammad Saiful Hadi, Kepala KUA Kaliwates, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan sosiologi perkotaan.
Menurutnya, masyarakat kota memiliki kerentanan konflik yang lebih tinggi.
“Masyarakat kota itu sangat rentan konflik. Isu, utamanya dari media sosial, lebih rentan,” jelasnya.
Selama ini, potensi konflik tersebut diatasi melalui bimbingan nikah, yang diharapkan dapat memberikan proteksi minimal dari tingkat keluarga.
Saiful Hadi merasa bersyukur atas kolaborasi dengan Pusat Moderasi Beragama LP2M UIN KHAS Jember yang memungkinkan mereka menghadapi masalah ini secara lebih komprehensif.
“Terima kasih UIN telah memprakarsai kegiatan ini,” ungkapnya.
Dr. Zainal Abidin, Ketua LP2M UIN KHAS, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya implementasi kebijakan Kementerian Agama, tetapi juga perwujudan salah satu dasa cita Rektor UIN KHAS yang paling krusial.
“Moderasi beragama dalam Dasa Cita UIN KHAS Periode 2023-2027 ditempatkan di nomor satu,” jelasnya.
UIN KHAS Jember sendiri telah berupaya menguatkan budaya moderasi beragama baik secara internal maupun eksternal kampus.
“Tahun kemarin menyasar masyarakat kampung. Untuk tahun ini, namanya griya moderasi karena menyasar daerah perkotaan,” tambahnya.
Dr. H. Shoni Rahmatullah Amrozi, Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN KHAS, merinci rencana pelaksanaan program tersebut. Ia menjelaskan bahwa pendampingan akan diadakan selama dua bulan dengan target terciptanya kesepahaman dan kesadaran moderasi beragama untuk merawat lingkungan.
“Tahun ini pemahaman moderasi agama dipentingkan untuk menjaga lingkungan. Moderasi dalam ecotheology,” tandasnya.
Ia berharap 25 calon duta yang ditargetkan dapat membawa manfaat dan keberkahan, serta berharap kegiatan ini dapat berjalan berkelanjutan.
Sebagai tambahan informasi, pelaksanaan pembukaan acara juga dihadiri oleh Penyuluh Agama Kristen, Yusuf Deswanto dan Lumba Naibaho. Selain itu, dalam acara tersebut UIN KHAS Jember menyerahkan cenderamata berupa tiga buku yang disusun Pusat Moderasi Beragama UIN KHAS, yang sebelumnya telah terbit.
Penulis : Ibn Syah