Kata Peneliti Luar: Puasa Masyarakat Jawa Sudah Cenderung Tidak Untuk Ketaatan Pada Tuhan

Sabtu, 9 Maret 2024 - 05:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Photo by Julien Goettelman

Photo by Julien Goettelman

Frensia.id- Para sejarawah memandang praktek ini telah lama dilakukan oleh kelompok muslim Jawa. Geertz menjelaskan mereka berpuasa untuk merasakan kemiskinan dan kelaparan. Jadi berlawanan dengan budaya modernisasi saat ini. Lantas praktek puas muslim Jawa terdahulu dan sekarang berbeda?

Pakar sosisiologi, Joseph B. Tamney menjelaskan bahwa tampak ada perubahan yang cukum menarik. Utamanya, terjadi pada kecenderungan tujuan mereka dalam melakukan ibadah puasa.

Menurutnya, puasa secara historis di Indonesia memiliki empat tujuan. Ada yang melakukan dengan tujuan kepasarahan pada Tuhan, belajar mengendalikan diri, merasakan kemiskinan, dan menguatkan spiritualitas.

Baca Juga :  Di GKI Jember, Kolaborasi UIN KHAS & KUA Kaliwates Gaungkan Moderasi Beragama

Keempat tujuan diatas dichcek kembali oleh Tamney era modern Indonesia. Awalnya, ia memperkirakan puasa tidak lagi dikerjakan. Atau, walaupun pasti akan mengalami pergeseran.

Dalam risetnya yang berjudul, “Fasting and Modernization“, memperlihatkan bahwa praktek puasa tetap dilakukan di Jawa. Tak ada perbedaan antara yang terdahulu dengan praktek puasa era modern saat ini.

Namun, hasil penekitian yang diterbit dalam Journal for the Scientific Study of Religion pada tahun 1980, menjelaskan bahwa yang berbeda adalah kecenderungan tujuan mereka berpuasa.

Baca Juga :  Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

Perkembangan era modern dianggapnya telah membuat kecenderungan tujuan ummat Muslim Jawa beralih pada yang lebih rasional. Dari empat tujuan yang sebelumnya ada, hanya ada satu yang paling mendominasi.

Masyarakat modern cenderung mempercayai puasa sebagai alat untuk mengontrol diri. Tujuan-tujuan lain seperti ketaatan pada Tuhan, merasakan kelaparan dan pengutan spiritulitas melamah.

Jadi, era modern telah melemahkan ketiga tujuan tersebut. Namun, masyarakat Jawa modern tetap melakukan puasa dengan baik. Hanya saja, saat ini cenderung bertujuan pada hal-hal yang lebih masuk akal.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural
Rektor UIN KHAS Baca Trilogi Ikrar Moderasi Beragama, Begini Isinya!

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Senin, 18 Agustus 2025 - 16:49 WIB

WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB