Frensia.id – Tadarus al-Qur’an menjadi icon bagi bulan ramadhan, tadarus ini menjadi tradisi penting bagi umat Islam. Dalam bertadarus terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Salah satunya pembaca al-qur’an, terdapat adab yang harus diperhatikan, sebagaimana uraian berikut:
Membaca al-Qur’an Dengan Tartil
Membaca al-Qur’an tidak seperti membaca buku, penelitian dan bacaan lainnya. Sebagai kitab suci membacanya selain harus dalam keadaan suci harus dibaca dengan tartil. Sebagaimana terekam dalam surat al-Muzammil ayat 4 “… dan bacalah Al-Qur’an secara tartil..”
Sayyidina Ali bin Abi Thalin sebagaimana dilansir Nu Online menyebutkan tartil adalah tajwidul huruf, wa ma’rifatul wuquf artinya mengindahkan bacaan huruf, dan mengetahui tentang hukum waqaf-nya”.
Membaca al-Qur’an ecara tartil harus diperhatikan, sebab tidak memperhatikan aspek ini akan berkonsekuensi logis pada makna bacaan. Membaca tartil dengan membaca perlahan dengan memerhatikan makharijul huruf-nya, bacaan tajwidnya. Pada aspek ini kualitas bukan pada aspek kuantitas bacaan.
Membaca dengan Khusyu’
Membaca al-Qur’an dengan hati yang khusyu’ akan membuat angggota tubuh seperti mata fokus dalam membacanya, jika mengerti dengan kandungan ayat akan labih baik. Ketika membaca ayat tentang ancaman hati akan diselimuti rasa takut. Sebaliknya ketika membaca ayat yang mengandung kabar gembira, hati akan dipenuhi rasa gembira, dan harapan semoga menjadi golongan yang masuk pada ayat tersebut.
Memperindah Suara
Membaca al-Qur’an dengan memperindah suara saat membacanya. Anjuran ini terelam dalam al-Mustadrak, al-Hakim menuturkan bahwa “Dari al-Barra’ RA, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena sesungguhnya suara yang bagus akan menjadikan bacaan Al-Qur’an bertambah bagus pula.”
Hati siapa yang tidak bergetar saat Imam Besar Masjidil Haram Abdurrahman As-Sudais yang bersuara merdu membaca al-Qur’an. Tidak usah mendengar secara langsung saat ia menjadi Imam, mendengarkan hasil rekamannya hati terasa nyaman. Itulah saat tadarus kita membaca dengan memperbagus suara bacaan.
Berinteraksi dengan ayat
“Saya dulu pernah berdoa berkali-kali kepada Allah bahwa saya ingin membaca Al-Qur’an itu fasih fil ma’na” itulah ungkapan Gus Baha seperti yang dilansir Nu Online. Hal ini penting dan sangatlah bagus karena dengan bisa memahami makna al-Qur’an, ada kemungkinan besar bisa berinteraksi dengan ayat yang dibaca. Sehingga saat membaca al-Quran, al-Qur’an akan terasa hidup dalam nalar ide dan masuk ke hati.