Ikan Gabus, Hebat Dalam Melawan Penyakit Diabetes

Sabtu, 6 Juli 2024 - 10:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Ikan Gabus, Hebat Dalam Melawan Penyakit Diabetes (Ilustrasi/Istimewa)

Gambar Ikan Gabus, Hebat Dalam Melawan Penyakit Diabetes (Ilustrasi/Istimewa)

Frensia.id– Ikan gabus sebenarnya merupakan pemangsa. Ia ditakuti oleh semua jenis ikan tawar. Hebatnya, daging ikan gabus dapat melawan ganasnya penyakit diabetes.

Diberi nama bagus, karena dagingnya tebal dan berwarna putih. Tulangnya juga halus, sehingga benar-benar mirip gabus.

Habitat ikan ini ada di air tawar. Jadi ada di rawa, sawah, sungai hingga danau.

Yang dimakan cukup bervarian. Sebagai predator, ia memangsa ikan-ikan kecil, serangga, berudu, bahkan jugan jenis serangga seperti jangkrik dan belalang.

Walaupun jenis predator, ternyata ikan gabus bisa dikonsumsi, bahkan menyehatkan. Tidak heran, jika nilai ekonominya juga tinggi.

Masyarakat kalimantan dan Sumatra misalnya, serung mengkonsumsinya. Bahkan menjualnya dengan harga yang kadang cukup mahal.

Tampaknya, memang layak ikan Gabus, dihargai mahal. Sebab, memang manfaatnya luar biasa bagi kesehatan.

Ada yang menyebut dagingnya, kaya Albumin. Albumin sendiri adalah protein esensial bagi tubuh manusia.

Setiap hari, tubuh memerlukan albumin, terutama untuk membantu proses penyembuhan luka. Banyak pakar yang telah menunjukkan bahwa mengonsumsi daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya dapat meningkatkan kadar albumin dalam darah.

Baca Juga :  Perlu Dicontoh! Kolaborasi GP Ansor Tembokrejo Sukses Gelar Donor Darah Bareng Warga

Peningkatan kadar albumin ini dapat mempercepat penyembuhan berbagai penyakit dan luka.

Salah satunya dibuktikan dalam riset akademisi Universitas Pertanian Bogor. Mereka adalah Cindytia Prastari, Sedarnawati Yasni dan Mala Nurilmala.

Penelitian yang berjudul “characterization of snakehead fish protein that’s potential as antihyperglikemik“. Telah terbit dalam bentuk jurnal pada Jurnal Pengelolaan Hasil Perikanan Indonesia pada tahun 2017 Silam.

Mereka melakukan analisis dengan metode varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji rentang ganda Duncan (DMRT) dengan tingkat signifikansi 5% (α = 5%).

Hasilnya membuktikan bahwa hidrolisat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi. Angkanya sampai mencapai 90,43%, dibandingkan dengan isolat fermentasi dan non-fermentasi yang masing-masing sebesar 84,43% dan 78,69%.

Pada konsentrasi 10.000 ppm, aktivitas inhibisi tertinggi ditunjukkan oleh hidrolisat dengan nilai 74%.  Adapun isolat fermentasi dan non-fermentasinya, masing-masing hanya mampu menginhibisi sebesar 59% dan 56%.

Sebagaimana diketahui bersama, bahwa hidrolisat juga mengandung asam amino. Kandungan ini dianggap lebih banyak dibandingkan dengan isolat fermentasi dan non-fermentasi.

Baca Juga :  Setiap Putaran untuk Sebuah Mimpi: Kisah Dira, Remaja Jember yang Berlari Demi Orang Tuanya

Nilai yang ada pada daging ikan Gabus mencapai sebesar 51,15%, 44,34%, dan 32,00% berat per berat (w/w). Bahkan juga ditemukan bahwa Hidrolisat memiliki berat molekul terendah, kurang dari 10 kDa, sama seperti isolat fermentasi dan non-fermentasi yang juga di bawah 10 kDa.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa hidrolisat yang dihasilkan dari hidrolisis menggunakan enzim bromelin kasar, secara efektif mampu memecah fraksi peptida dari protein ikan gabus. Proses ini meningkatkan kemampuan menghambat enzim α-glukosidase.

Akibatnya, hidrolisat menunjukkan potensi antihiperglikemik yang lebih unggul dibandingkan dengan isolat yang melalui proses fermentasi maupun yang tidak difermentasi.

Antihuperlikemik ini yang kemudian berfungsi sebagai pengurai gula dalam darah. Bahkan dapat meminimalisir atau memperlemahnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Setiap Putaran untuk Sebuah Mimpi: Kisah Dira, Remaja Jember yang Berlari Demi Orang Tuanya
Perlu Dicontoh! Kolaborasi GP Ansor Tembokrejo Sukses Gelar Donor Darah Bareng Warga
Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat
Hati-hati! Terlalu Banyak Olahraga Juga Mengurangi Kualitas Sperma
Kesempatan Emas di BGN 2025: Jadi Kepala SPPG, Begini Syarat dan Prosesnya!
Perjuangkan Nasib Masyarakat Miskin, Warga Jember Demo Dinas Kesehatan
JPK Berakhir! Program Layanan Kesehatan Gratis Tergabung Dalam JKN, Begini Kata Ketua Komisi D DPRD Jember
Tangan dan Kaki Menghitam, Begini Keadaan Septia Kurnia Rini Sekarang

Baca Lainnya

Kamis, 8 Mei 2025 - 16:51 WIB

Setiap Putaran untuk Sebuah Mimpi: Kisah Dira, Remaja Jember yang Berlari Demi Orang Tuanya

Sabtu, 19 April 2025 - 17:20 WIB

Perlu Dicontoh! Kolaborasi GP Ansor Tembokrejo Sukses Gelar Donor Darah Bareng Warga

Senin, 17 Maret 2025 - 07:00 WIB

Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat

Minggu, 9 Februari 2025 - 04:00 WIB

Hati-hati! Terlalu Banyak Olahraga Juga Mengurangi Kualitas Sperma

Rabu, 15 Januari 2025 - 07:54 WIB

Kesempatan Emas di BGN 2025: Jadi Kepala SPPG, Begini Syarat dan Prosesnya!

TERBARU

Buku Il Principe karya Machiavelli

Kolomiah

Ramalan Il Principe

Senin, 19 Mei 2025 - 18:26 WIB

ilustrasi ijazah sebagai produk lembaga pendidikan

Kolomiah

Legitimasi Sistem Pendidikan

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB