Frensia.id- Ibadah di Indonesia selalu berhubungan dengan waktu. Termasuk diantaranya adalah jadwal Imsak saat bulan puasa.
Penentuan waktu imsak di Indonesia tersebar dimana, namun coba lihat pasti ada banyak yang berbeda. Hal demikian disebab banyak faktor
Ada yang menduga disebabkan karena setiap wilayah memiliki waktu salat Subuh yang berbeda-beda. Karena perbedaan variasi data astronomi dari lintang dan bujur setiap tempat, sehingga melahirkan jadwal imsak yang berbeda pula.
Padahal jadwal puasa memerlukan leh ihtiyath (kehati-hatian), utamanya dalam menentukan waktu imsak. Karena hal inilah, ada akademisi yang meneliti tentang faktor yang membedakan waktu imsak di Indonesia.
Beberapa diantara akademisi yang meneliti adalah Moh Yusuf Faizin, Muhammad Himmatur Riza dan Muhammad Habibur Rahman. Judulnya,”Dinamika Waktu Imsak Pada Jadwal Imsakiyah Ramadhan“.
Penelitian ini diterbitkan dalam Jurnal UMSU, Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. Tahun terbitnya pada tahun 2021 kemarin.
Menurut mereka, waktu imsak merupakan masa dimana seseorang harus menghentikan aktivitas makan atau minum sebagai langkah antisipatif sebelum masuknya waktu Subuh.
Umumnya dilakukan dengan mengurangi sekitar 10 menit dari waktu Subuh. Namun tetap selalu ada perbedaan walau formula sudah jelas.
Berdasarkan penelitian di atas, ada hal-hal yang menjadi faktor yang membuta terjadinya perbedaan.
Adapun faktor tersebut, pertama, kurangnya perhatian terhadap kalibrasi jam. Hal demikian menyebabkan perbedaan waktu kumandang azan sebagai tanda awal masuknya waktu salat.
Kedua, ada perbedaan pendapat ulama tentang tinggi Matahari yang digunakan untuk menentukan awal waktu Subuh. Rentang tinggi perbedaannya ada yang -18°, -19°, hingga -20°.
Ketiga, ada kebiasaan masyarakat yang masih melanjutkan aktivitas makan dan minum pada waktu ikhtiyat Subuh.
Ketiga hal di atas dirinci sebagai dasar yang menjadi masalah dalam perbedaan jadwal imsak di Indonesia.
“The problem that occurs in the community in implementing imsakiyah schedule is not paying attention to the calibration of the clock, the difference in the use of high sun early at dawn and eating or drinking at dawn“, tulis mereka saat meringkas temuan penelitian tersebut.