Adab Batiniah Dalam Berzakat Menurut al-Ghazali (Part 2) : Menyegerakan Dan Merahasiakan Zakat

Minggu, 7 April 2024 - 07:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Setelah memahami ontologi kewajiban zakat dimana salah satu bagian penting dari pemaknaan kewajiban zakat menurut Imam Al-Ghazali adalah sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah.

Kecintaan pada Allah itu diwujudkan dengan mengorbankan harta kita yang cenderung melupakan kecintaan pada Allah dengan cara salah satunya zakat.

Dengan mengeluarkan zakat kita dilatih tidak cinta dunia sehingga tidak ada yang kita cintai dalam kehidupan kita kecuali Allah. Sebab cinta kepada Allah tidak bisa disekutukan. Allah tentu cemburu jika kita menduakan cintanya apalagi yang kita cintai hanya harta.

Tahapan selanjutnya adab batiniah berzakat adalah menyegerakan dan merahasiakan zakat. Orang yang sedang jatuh cinta atau mencintai sesuatu yang dilihat bukan sekedar ucapannya tapi buktinya.

Begitu juga mencintai Allah tidak dengan cukup dengan mengucapkan syahadat, bersaksi tentang keesaan Allah dan Dialah satu-satunya yang patut dicintai.

Namu kecintaan pada Allah harus dibuktikan degan cara mempercepat mengeluarkan sesuatu yang berpotensi mengalahkan cinta kita pada Allah, dalam hal ini mempercepat mengeluarkan harta kita diberikan kepada orang lain –salah satunya– zakat.

Baca Juga :  SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Imam Al-Ghazali menyebutkan bagi orang yang cukup kuat kesadarannya dalam beragama, sebaiknya mempercepat pengeluaran zakatnya sebelum waktu yang diwajibkan. Hal itu untuk menampakkan atau membuktikan keinginan hatinya untuk mematuhi perintah sang kekasih yang kita cintai (Allah swt).

Selain sebagai bukti kecintaan kita pada Allah juga agar menyampaikan kegembiraan pada hati para fakir-miskin. Hal penting lainnya kenapa harus disegerakan dikhawatirkan bisa berbuat dosa karena mengundurkan zakatnya itu sampai sesudah tiba saat wajibnya.

Oleh karena itu menurut Al-Ghazali seyogianya orang mempercepat melakukan kebaikan – seperti mengeluarkan zakat – segera menggunakan kesempatan baik itu. Sebab hal itu bisa jadi merupakan “sentuhan” malaikat dan hatinya sedang berada di dua jari ar-rahman.

Sedangkan setan selalu membisikan menakut-nakutinya dengan kemiskinan seraya merayu melakukan perbuatan keji dan mungkar. Itulah kenapa harus segera menyegerakan memberikan zakat, ditakutkan setan akan merayu hati kita untuk semakin cinta harta dan pada akhirnya cinta pada Allah swt sirna.

Baca Juga :  Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Tugas selanjutnya setelah mengeluarkan zakat adalah merahasiakannya dalam arti menghindari perasaan riya (pamer). Imam al-Ghazali mengutip sebuah ayat “Dan jika kamu merahasiakannya serta memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu…” (Q.S Al-Baqarah: 271).

Dalam sebuah hadis juga disebutkan Allah tidak akan menerima amalan seseorang yang ingin dilihat, dipuji serta selalu menyebut pemberiannya. Hari ini mungkin sulit merahasiakan memberikan zakat, namun yang diinginkan atau ideal moralnya makna merahasiakan itu adalah tidak riya.

Riya perbuatan yang tergolong syirik yakni beribadah tidak murni karena Allah swt. Syirik adalah perbuatan ‘menduakan cinta’ kita kepada Allah swt. Karena kita berzakat ingin mendapatkan pujian manusia bukan murni karena ibadah kepada sang kekasih (Allah swt). Tentu Allah tidak suka itu, cemburu karena kita tidak benar-benar mencintainya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail
Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!
Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan
Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab
Memenuhi Undangan Allah
Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Baca Lainnya

Jumat, 13 Juni 2025 - 09:08 WIB

Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:27 WIB

SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Jumat, 6 Juni 2025 - 18:20 WIB

Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Jumat, 6 Juni 2025 - 07:25 WIB

Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!

Kamis, 5 Juni 2025 - 20:46 WIB

Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan

TERBARU

panduan membaca albert camus (Ilustrasi Arif)

Destinia

Panduan Membaca Karya Albert Camus

Jumat, 13 Jun 2025 - 12:29 WIB