Akademisi Sebut Eco-Pesantren Jalan Pendidikan Konservasi Hutan

Jumat, 28 Juni 2024 - 17:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Akademisi Sebut Eco-Pesantren Jalan Pendidikan Konservasi Hutan (Sumber:Canva)

Gambar Akademisi Sebut Eco-Pesantren Jalan Pendidikan Konservasi Hutan (Sumber:Canva)

“the eco-pesantren model was created by integrating religious education and ecological conceptions of dialectical qauliyah and kauniyah verses through the involvement of community alliances”

_Subaidi,Dkk.

Frensia.id- Akademisi-akademisi banyak yang telah mengkaji eco-pesantren. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa konsep tersebut bisa dijadikan desain atau jalan pendidikan konservasi hutan.

Sebelumnya, Frensia.id telah mengumpulkan beberapa data yang melihat Eco-pesantren sebagai desain pendidikan agama yang memadukan moral dan teologi sebagai pendekatan kesadaran ekologi. Tampaknya bukan hanya itu. Beberapa akademisi juga menganggap konsep tersebut sebagai jalan alternatif mengembangkan desain pendidikan konservasi hutan.

Gagasan tersebut unik karena berupaya mengembangkan kelembagaan pendidikan yang mengakar di Indonesia, yakni pesantren. Banyak akademisi yang menanggap pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia dan kini telah tampil sebagai agen pelestarian alam. Bahkan ada yang menyebutnya tampil sebagai jalan strategi melakukan konservasi hutan.

Hal demikian yang dianggap oleh Subaidi, Ahmad Tantowi, Nur Cholid, Mahfudz Junaedi, Waluyo dan Mukh Nursikin sebagai sesuatu yang penting dan urgen. Pasalnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan lahan hutan tropis terbaik di dunia.

Baca Juga :  Tingkatkan Kompetensi Dosen Muda, UIN KHAS Jember Gelar PKDP 2025

Mereka juga menganggap pesantren sebagai yang telah berakar pada budaya pribumi, tentu memiliki potensi peran penting dalam menjaga kekayaan alam ini. Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk mempelajari ilmu agama, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan komunitas yang mampu menggerakkan aksi nyata dalam pelestarian lingkungan.

Kajian mereka telah disusun dalam bentuk jurnal. Dari karya yang telah terbit dalam Fudan pada tahun 2023 ini memberi penjelasan bahwa eco-pesantren telah mengintegrasikan nilai-nilai ekologis dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari. Di pesantren, para santri dapat memahami dan menghargai pentingnya konservasi hutan.

Hal demikian juga mencerminkan adanya penguatan kesadaran tanggung jawab moral dan sosial pesantren dalam menjaga alam ciptaan Tuhan. Melalui berbagai program seperti penanaman pohon, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan pendidikan lingkungan, pesantren dapat berkontribusi secara signifikan dalam usaha pelestarian hutan tropis Indonesia.

Baca Juga :  Kuliah Gratis Bagi Calon Guru di UIN KHAS Jember, Ada Beasiswa PIAUD dari Pemprov!

Mereka mendapatkan fakta tersebut pada pesantren Al-Ittifaq. Pelaksanaan Eco-Pesantren di lembaga tersebut dianggapnya, telah dirancang dengan mengintegrasikan pendidikan agama dan konsep ekologi melalui pemahaman ayat-ayat dialektika qauliyah dan kauniyah, bahkan melibatkan aliansi masyarakat.

Pada prosesnya, perilaku kepemimpinan kyai menjadi faktor kunci, dalam tiga aspek, yakni meditasi, mediasi, dan refleksi. Ketiganya lahir karena dua kekuatan otoritas kiai yang menampilkan sisi legal-formal dan transformasionalnya. Integrasi pendidikan agama dengan konsep ekologi dalam Eco-Pesantren mengajarkan para santri untuk melihat alam sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan.

Ayat qauliyah (firman Allah dalam Al-Qur’an) dan kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah dalam alam semesta) yang diajarkan di pesantren, terelaborasi dan membentuk kesadaran penting dalam upaya merawat hutan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025
Galakkan Gerakan “Wakaf Oksigen” Saat PBAK, UIN KHAS Jember Lawan Krisis Iklim
Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Ribuan Mahasiswa Baru UIN KHAS Jember Bagikan Bibit Pohon Buah Kepada Pengguna Jalan
Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

Baca Lainnya

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 21:52 WIB

Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025

Jumat, 22 Agustus 2025 - 17:00 WIB

Galakkan Gerakan “Wakaf Oksigen” Saat PBAK, UIN KHAS Jember Lawan Krisis Iklim

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:29 WIB

Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Ribuan Mahasiswa Baru UIN KHAS Jember Bagikan Bibit Pohon Buah Kepada Pengguna Jalan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

TERBARU

Pengusaha asal Situbondo HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy dan timnya saat melakukan survei lokasi tambang dolomit di Gresik. (Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Dolomit: Komoditas Tambang yang Menjanjikan

Rabu, 27 Agu 2025 - 11:48 WIB

Religia

Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita

Selasa, 26 Agu 2025 - 22:55 WIB