Frensia.id- Akademisi Universitas Brawijaya (UB) pernah melakukan riset pada salah satu pantai Wisata desa di kabupaten Situbondo. Ditemukan bahwa pengembangan ekowisata dan promosinya sudah baik, hanya saja kurang dukungan dari stakeholder.
Rizky Dewantara, salah satu peneliti asal Universitas Brawijaya melakukan tertarik mengkaji wisata desa Kampung Blekok. Fokus besar yang diangkat adalah sisi jaringan nilainya.
Jaringan nilai dalam konteks ini mengacu pada hubungan dan interaksi antara berbagai komponen dan aktor yang terlibat dalam pengembangan wisata desa, termasuk masyarakat lokal, pemerintah, pelaku usaha, dan wisatawan. Dalam analisis jaringan nilai, beberapa aspek penting yang biasanya, kemitraan, pemanfaatan sumber daya, sustainablitas pengembangan ekonomi, wisatawan, hingga pembedayaan masyarakat lokal.
Rizky Dewantara berupaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang dapat mendorong pengembangan wisata desa yang berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak yang terlibat. Penelitian semacam ini penting untuk membantu desa-desa wisata seperti Kampung Blekok mengoptimalkan potensi mereka dan menghadapi tantangan dalam industri pariwisata yang kompetitif.
Kampung Blekok sendiri merupakan desa wisata yang telah mendapatkan penghargaan dari Kemenparakraf. Tempat ini masuk mendapat penghargaan sebagai nominator 50 Anugerah Desa Wisata (ADI) di Indonesia.
Prestasi demikian yang membuat desa wisata ini banyak dikaji oleh beberapa pakar. Salah satunya tentu adalah Rizky Dewantara.
Temuan penelitian telah dipublikasi pada tahun 2020 ini, telah dapat terbitkan oleh Repository UB. Temuannya mengungkap jaringan nilai Kampung Blekok yang kuat dan masih lemah.
Ia melakukan analisis pada beberapa aspek yang berhubungan dengan aktor, kinerja rantai nilai, keunggulan bersaing, dan dampak ekowisata terhadap pendapatan masyarakat. Hasilnya, ia menemukan bahwa aktor utama jaringan nilai Kampung Blekok adalah yang berperan dalam aktivitas Ekowisata Kampung Blekok adalah POKDARWIS, wisatawan, pemerintah, agen pariwisata, perusahaan swasta, dan penduduk lokal.
Selain ia juga menilai bahwa aktivitas kinerja rantai nilai sebenarnya telah baik. Hanya saja, pelayanan pada penginapan dan tempat makan masih dianggap perlu dikuatkan.
Sedangkan analisis nilainya, yang paling tinggi adalah pengelolaan ekowisata dan promosinya. Di sektor ini, yang dapat disebutkan sebagai unggulan nilai Kampung Blekok.
Oleh karena itu, ia merekomendasikan banyak hal, salah satunya adalah koordinasi yang berkelanjutan antar stakeholder yang terlibat untuk menjaga dan meningkatkan kualitas ekowisata.