Frensia.id – Aleksandr Dugin, sosok pakar politik asal Rusia ini memberikan kritik pedasnya terhadap Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Usai tragedi penembakan pada suatu konser di Moscow, Rusia. ISIS sempat klaim bahwa mereka lah yang akan bertanggung jawab.
Tak lama dari itu, Aleksandr Dugin yang merupakan sosok utama dalam pengorganisiran Partai Bolshevik Nasional ini angkat biacara soal sekte yang dianggap teroris itu.
Melalui chanel Telegramnya AGDchan, ia menyebutkan bahwa ISIS tidak bersolidaritas dengan gerakan Islam manapun.
“ISIS differs in that it is not in solidarity with any Islamic or Arab Mobement, neither wiht Hamas, not wiht the Taliban, nor wiht the Muslim Brotherhood, not with anyone at all (ISIS berbeda karena mereka tidak bersolidaritas dengan gerakan Islam atau Arab manapun, tidak dengan Hamas, atau dengan Taliban, atau dengan Ikhwanul Muslimin, atau dengan siapa pun sama sekali,” tulis Aleksandr Dugin.
Baginya, ISIS adalah sekte teroris ektrimis, yang dibangun di atas ideologi seperti itu. Semua aliran Islam adalah ajaran sesat, dan setiap orang harus dibunuh.
Oleh karenanya, Aleksandr menganggap bahwa genosida yang terjadi di Palestina tidak pernah mempedulikan ISIS.
Bagi Dugin, ISIS hanya memaknai kitab Suci Islam secara murni tekstualis.
“They are oriented only towards a hyper-literalist understanding of the Quran and Sharia, recognizing no interprestations or legal schools. (Mereka hanya berorientasi pada pemahaman hiper-literalis terhadap Alquran dan Syariah. dan tidak mengakui adanya penafsiran (ijtihad) atau mazhab hukum,” tulis Aleksandr.
Ia juga beranggapan bahwa sekte ini memiliki basis teologi yang biadab. Bahkan sempat menyebut mereka sangat mudah dikendalikan oleh badan Intelejen Barat.
Di akhir, ia sempat menyinggung Donald Trump, bahwa Trump menuduh Obama dan Biden menciptakan ISIS.
“This, incidentally, is also openly stated by Trump, who accuses Obama and Biden of creating ISIS”, pungkas Aleksandr pada tulisannya. (*)