Frensia.id – Profesor Aleksandr Dugin, seorang filsuf terkemuka asal Rusia, menyoroti kebijakan agresif Israel dan kekuatan tindakan militer dalam konflik terkini yang terjadi.
Ia mengkritik keinginan radikal Israel dalam menghadapi musuh-musuhnya dan membandingkannya dengan pendekatan yang lebih berhati-hati yang diambil oleh Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Pernyataan Aleksandr Dugin ini sebagaimana tulisannya dalam sebuah unggahannya di saluran Telegramnya pada tanggal 28 September 2024.
Dalam pesannya yang panjang lebar itu, Dugin menggambarkan Israel sebagai negara yang berani dan provokatif, yang menurutnya berhasil menggoyahkan stabilitas musuh dengan tindakan yang cepat dan tegas.
“Israel bermain di depan, dan sekarang jelas bahwa mereka memprovokasi Hamas untuk melakukan serangan yang gagal memberikan keuntungan bagi Perlawanan,” tulis Dugin.
Lebih jauh, ia menuduh Israel melakukan aksi genosida besar-besaran terhadap warga Palestina di Gaza, sebuah klaim yang menyoroti betapa kerasnya konflik tersebut.
Filsuf ini juga menyinggung keberhasilan Israel dalam mengeliminasi kepemimpinan lawan-lawannya di Timur Tengah, termasuk kepemimpinan Hamas dan Hizbullah, sambil menyebutkan bahwa Presiden Iran, Raisi, juga telah kehilangan kekuasaannya.
Sementara itu, Dugin mencerminkan situasi di Rusia dengan nada kritis, menggambarkan negaranya sebagai yang berhati-hati dan terus-menerus ragu-ragu, sikap yang menurutnya tidak membawa hasil yang diharapkan dalam konflik dengan Ukraina.
“Namun kami berhati-hati dan terus-menerus ragu. Omong-omong, Iran juga demikian. Ini jalan yang tidak akan membawa hasil,” tulisannya pada tanggal 28/09/2024.
Dalam pesannya, Dugin menyentil Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang masih berkuasa dan kota Kiev yang masih berdiri, menunjukkan kontras dengan situasi di Timur Tengah.
“Zelensky masih di sana. Dan Kiev berdiri seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” tulisnya.
Mengakhiri pesannya, Dugin menegaskan pentingnya kecepatan dan keberanian dalam perang modern, mengusulkan bahwa Rusia harus mengadaptasi pendekatan yang lebih tegas dan proaktif, mirip dengan yang dilakukan oleh Israel.
“Dalam perang modern, waktu, kecepatan, dan dromokrasi menentukan segalanya. Zionis bertindak cepat, mendahului keadaan. Berani. Dan mereka menang. Itulah yang seharusnya kita lakukan,” tutupnya.
Komentar Dugin ini memicu diskusi di kalangan analis dan pengamat internasional, mengingat dampaknya terhadap persepsi strategi militer modern dan dinamika geopolitik global.