Belajar Dari Suku Madura, Manfaatkan Tumbuhan Liar Untuk Pengobatan

Belajar dari orang Madura dalam memanfaatkan liar untuk pengobatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki sisi etnobotani yang luar biasa.
Gambar Belajar dari orang Madura dalam memanfaatkan liar untuk pengobatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki sisi etnobotani yang luar biasa (Sumber: Canva)

Frensia.id- Belajar dari orang Madura dalam memanfaatkan liar untuk pengobatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki sisi etnobotani yang luar biasa.

Beberapa akademisi dari Universitas Wiraraja mengungkap fakta unik suku Madura dalam hal melakukan pengobatan saat mereka berada pada kondisi sakit atau pun kurang sehat.

Uniknya, bahan yang mereka gunakan adalah tumbuhan yang masuk tanaman liar. Cara yang cukup tradisional ini hingga saat ini masih biasa dilakukan.

Bacaan Lainnya

Ada dua dosen dari Univerisatas Wiraraja tertarik meneliti fenomena tersebut. Keduanya bernama, Amilia Destryana dan Ismawati.

Temuan mereka telah dipublikasi dalam Journal of Food Technology and Agroindustry. Jadi, telah disusun dalam bentuk jurnal pada tahun 2019.

Kedua dosen ini melakukan kajian etnobotani. Dikursus studi yang dilakukan berusaha menjelaskan tentang budaya masyarakat tradisional dalam memanfaatkan sumber daya alam berupa tumbuhan. Salah satu aspek etnobotani yang banyak dikaji adalah penggunaan tumbuhan obat, yaitu tumbuhan yang berasal dari hutan dan memiliki manfaat secara ekologi, sosial-budaya, dan ekonomi.

Etnobotani sendiri merupakan studi tentang hubungan antara manusia dan tumbuhan, khususnya bagaimana masyarakat tradisional menggunakan, mengelola, dan memahami tumbuhan dalam konteks budaya mereka. Dalam konteks tumbuhan obat, kajian ini mengungkapkan pengetahuan lokal yang kaya mengenai identifikasi, penggunaan, dan pengolahan tumbuhan yang memiliki khasiat medis.

Secara sosial-budaya, tumbuhan obat merupakan bagian integral dari tradisi dan praktik kesehatan masyarakat tradisional. Pengetahuan tentang tumbuhan obat diwariskan dari generasi ke generasi dan sering kali terkait erat dengan identitas budaya dan ritus-ritus tradisional. Penggunaan tumbuhan obat tidak hanya mencerminkan pengetahuan medis tradisional tetapi juga memperkuat ikatan komunitas dan nilai-nilai budaya.

Salah satu fenomena konkret adanya etnobotani yang saat terjadi adalah sebagaimana yang dilakukan oleh suku Madura di daerah Sumenep. Khususnya di daerah kecamatan Lenteng, Guluk-Guluk, dan Bluto.

Setelah melakukan kajian dengan bantuan aplikasi PlantNet, dua dosen asal Wiraraja ini menemukan bahwa ada sekitar 25 jenis tumbuhan liar yang dipakai untuk pengobatan di masyarakat tiga kecamatan tersebut.

Umumnya dipakai untuk mengobati luka, sakit mata, gatal-gatal, demam, sakit kepala, nyeri haid, diare, kencing manis, bahkan hingga anemia. Adapun persentase pemanfaatannya adalah buah  12%, daun 68%, bunga 8%, batang 4% dan keseluruhan bagian sebanyak 8%.

Teknik pembuatannya ada yang digunakan langsung, ditumbuk dan dididihkan. Secara keseluruhan hal ini membuktikan pengetahuan dan praktik tradisional masyarakat setempat dalam memanfaatkan tumbuhan liar sebagai obat.

Praktik demikian tidak hanya menunjukkan hubungan erat antara masyarakat dan lingkungan mereka, tetapi juga menegaskan pentingnya pengetahuan tradisional dalam pengobatan dan kesehatan komunitas lokal.