Belajar Dari Suku Madura, Manfaatkan Tumbuhan Liar Untuk Pengobatan

Jumat, 19 Juli 2024 - 14:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Belajar dari orang Madura dalam memanfaatkan liar untuk pengobatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki sisi etnobotani yang luar biasa (Sumber: Canva)

Gambar Belajar dari orang Madura dalam memanfaatkan liar untuk pengobatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki sisi etnobotani yang luar biasa (Sumber: Canva)

Frensia.id- Belajar dari orang Madura dalam memanfaatkan liar untuk pengobatan. Hasil penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki sisi etnobotani yang luar biasa.

Beberapa akademisi dari Universitas Wiraraja mengungkap fakta unik suku Madura dalam hal melakukan pengobatan saat mereka berada pada kondisi sakit atau pun kurang sehat.

Uniknya, bahan yang mereka gunakan adalah tumbuhan yang masuk tanaman liar. Cara yang cukup tradisional ini hingga saat ini masih biasa dilakukan.

Ada dua dosen dari Univerisatas Wiraraja tertarik meneliti fenomena tersebut. Keduanya bernama, Amilia Destryana dan Ismawati.

Temuan mereka telah dipublikasi dalam Journal of Food Technology and Agroindustry. Jadi, telah disusun dalam bentuk jurnal pada tahun 2019.

Kedua dosen ini melakukan kajian etnobotani. Dikursus studi yang dilakukan berusaha menjelaskan tentang budaya masyarakat tradisional dalam memanfaatkan sumber daya alam berupa tumbuhan. Salah satu aspek etnobotani yang banyak dikaji adalah penggunaan tumbuhan obat, yaitu tumbuhan yang berasal dari hutan dan memiliki manfaat secara ekologi, sosial-budaya, dan ekonomi.

Baca Juga :  Kuatkan Ekonomi Rakyat! Ratusan Kader PDI Perjuangan Banyuwangi Ikuti Diklat Penggerak Koperasi

Etnobotani sendiri merupakan studi tentang hubungan antara manusia dan tumbuhan, khususnya bagaimana masyarakat tradisional menggunakan, mengelola, dan memahami tumbuhan dalam konteks budaya mereka. Dalam konteks tumbuhan obat, kajian ini mengungkapkan pengetahuan lokal yang kaya mengenai identifikasi, penggunaan, dan pengolahan tumbuhan yang memiliki khasiat medis.

Secara sosial-budaya, tumbuhan obat merupakan bagian integral dari tradisi dan praktik kesehatan masyarakat tradisional. Pengetahuan tentang tumbuhan obat diwariskan dari generasi ke generasi dan sering kali terkait erat dengan identitas budaya dan ritus-ritus tradisional. Penggunaan tumbuhan obat tidak hanya mencerminkan pengetahuan medis tradisional tetapi juga memperkuat ikatan komunitas dan nilai-nilai budaya.

Salah satu fenomena konkret adanya etnobotani yang saat terjadi adalah sebagaimana yang dilakukan oleh suku Madura di daerah Sumenep. Khususnya di daerah kecamatan Lenteng, Guluk-Guluk, dan Bluto.

Baca Juga :  Istimewa! Peringatan HLUN 2025 di Jember Dihadiri 4.000 Lansia Senam Massal

Setelah melakukan kajian dengan bantuan aplikasi PlantNet, dua dosen asal Wiraraja ini menemukan bahwa ada sekitar 25 jenis tumbuhan liar yang dipakai untuk pengobatan di masyarakat tiga kecamatan tersebut.

Umumnya dipakai untuk mengobati luka, sakit mata, gatal-gatal, demam, sakit kepala, nyeri haid, diare, kencing manis, bahkan hingga anemia. Adapun persentase pemanfaatannya adalah buah  12%, daun 68%, bunga 8%, batang 4% dan keseluruhan bagian sebanyak 8%.

Teknik pembuatannya ada yang digunakan langsung, ditumbuk dan dididihkan. Secara keseluruhan hal ini membuktikan pengetahuan dan praktik tradisional masyarakat setempat dalam memanfaatkan tumbuhan liar sebagai obat.

Praktik demikian tidak hanya menunjukkan hubungan erat antara masyarakat dan lingkungan mereka, tetapi juga menegaskan pentingnya pengetahuan tradisional dalam pengobatan dan kesehatan komunitas lokal.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Tanggapan Perumahan Soal Penutupan Simpang Empat Argopuro Jember
Uji Coba Penutupan Simpang Empat Argopuro Jember Dilakukan Per-Hari ini
Kukuhkan Empat Guru Besar, Rektor UIN KHAS Jember Ungkap Transformasi dan Watak Seorang Guru Besar
Gagas Kewarisan Islam Berbasis Kemaslahatan dan Kearifan Lokal, Sri Lumatus Sa’adah Dikukuhkan sebagai Guru Besar Perempuan Pertama di Fakultas Syariah UIN KHAS
Keren! Gagas Tuhan Inspirasi Kebebasan, Fawaizul Umam Dikukuhkan Jadi Guru Besar di UIN KHAS
Prestasi Akademik menjadi Penilaian Utama, Ketua DPRD Jember Apresiasi Pelaksanaan SPMB SMA-SMKN 2025/2026
Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”
Sering Macet, Komisi C Berencana Lakukan Penutupan Simpang Empat Argopuro

Baca Lainnya

Jumat, 4 Juli 2025 - 19:01 WIB

Tanggapan Perumahan Soal Penutupan Simpang Empat Argopuro Jember

Jumat, 4 Juli 2025 - 18:53 WIB

Uji Coba Penutupan Simpang Empat Argopuro Jember Dilakukan Per-Hari ini

Kamis, 3 Juli 2025 - 19:26 WIB

Kukuhkan Empat Guru Besar, Rektor UIN KHAS Jember Ungkap Transformasi dan Watak Seorang Guru Besar

Kamis, 3 Juli 2025 - 18:25 WIB

Gagas Kewarisan Islam Berbasis Kemaslahatan dan Kearifan Lokal, Sri Lumatus Sa’adah Dikukuhkan sebagai Guru Besar Perempuan Pertama di Fakultas Syariah UIN KHAS

Kamis, 3 Juli 2025 - 08:00 WIB

Prestasi Akademik menjadi Penilaian Utama, Ketua DPRD Jember Apresiasi Pelaksanaan SPMB SMA-SMKN 2025/2026

TERBARU

wadul Guse (Sumber: Instagram Wadul Guse)

Kolomiah

Wadul Guse dan Paradoksnya

Jumat, 4 Jul 2025 - 08:05 WIB