Berburu Malam Lailatul Qadar : Ibadah Vertikal dan Ibadah Horizontal

Jumat, 5 April 2024 - 16:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Siapapun pasti ingin mengisi malam Lailatul Qadar, lalu bagaimana caranya ? Dr (HC) KH. Afifuddin Muhajir memberikan cara mencari Lailatul Qadar.

Sosok kyai yang dikenal kyai Cum Intelektual Organik ini menuturkan “Lailatul Qadar jangan hanya dicari di mihrab atau tiang-tiang masjid, tetapi juga di perut orang lapar, di tubuh orang telanjang, di ridha orang tua, di akhlak yang baik dan lain-lain.”

Berikut sarah dari aforisme atau kalam hikmah dari kyai afif yang saat ini menjadi Wakil Rais ‘am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

I’tikaf di Masjid

Berburu Lailatul Qadar dengan cara I’tikaf di masjid merupakan salah amalan sunnah yang dianjurkan. I’tikaf tentu boleh dilakukan kapan saja namun pada 10 terakhir ramadhan memiliki keutamaan sangat besar karena manjadi bagian piranti untuk meraih keutamaan malam lailatur qadar.

Sebagaimana jumhur ulama mengatakan malam Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di 10 akhir ramadhan dan kita sebagai muslim sangat dianjurkan memburunya. Sebab beribadah dimalam Lailatul Qadar sama artinya kita beribadah selama 83 tahun 4 bulan (1000 bulan).

Tidak hanya itu dalam sebuah hadis diriwayatkan HR. Ibnu Hibban bahwa “siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir”

Menyantuni Fakir Miskin

Baca Juga :  Dalil Dzikir Berjamaah Usai Salat Menurut Kiai Ali Mustafa Yaqub

Mengisi malam Lailatul Qadar selanjutnya dengan berinfak dan bersedekah. Bersedekah pada malam Lailatul Qadar sangat dianjurkan. Jika amalan pertama I’tikaf sifatnya ibadah vertikal maka bagian kedua ini mengisi Lailatul Qadar dengan menyantuni faqir miskin.

Dari penulusuran Frensia.id dari beberapa sumber Nabi Musa pernah bermunajat kepada Tuhannya “Wahai Tuhanku, aku menginginkan kasih-Mu.” Allah Menjawab “Kasih Sayang-KU bagi orang yang menyayangi orang miskin pada malam Lailatul qadar”.

Nabi Musa kemudian bermunajat “Tuhan saya ingin selamat melawati jembatan Ash-Shirath.” Allah menjawab “keselamatan itu untuk orang yang memberikan sedekah pada malam Lailatul Qadar”

Menutupi Aib Orang

Pesan Selanjutnya dari KH. Afifuddin Muhajir mencari lailatul qadar “di tubuh orang telanjang” wasiat ini mirip dengan wejangan ke empat dari empat wasiat Sunan Drajat.

Keempat wasiat sunan Drajat itu dikenal dengan catur piwulang wajib salah satu pesannya “wenohono sandang marang wong kang wudo (berilah pakaian pada orang yang telanjang)”.

Maksud dari pesan ini sebagaimana ceramah Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi – salah satu santri kyai AfIfuddin—adalah menutupi aib orang lain. Artinya pada malam Lailatul Qadar tidak sudah masih menggibah orang lain dan tentu ini harus menjadi spirit dalam laku kehidupan tidak hanya pada malam Lailatul Qadar saja.

Baca Juga :  Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

Mencari Ridho Orang Tua

Mencari malam Lailatul Qadar selanjutnya dengan mencari ridho orang tua. Inilah puncak menurut hemat penulis sebab ridho Allah ada pada ridho orang tua.

Artinya kita kurang tepat jika hanya berfokus I’tikaf di masjid misalnya namun pada malam-malam ramadhan tidak meminta ridho orang tua, minimalnya minta maaf dan ridhonya pada malam Lailatul Qadar.

Bagi orang tua yang sudah wafat cara mengharapkan ridho orang tua dengan mendokan dan bersedekah atas nama orang tua yang sudah wafat.

Berbuat baik

Mengisi malam Lailatul Qadar juga bisa diisi dengan berbuat baik. Berbuat baik dengan memberi bantuan orang lain, bertanggungjawab dengan mencari nafkah, merawat saudara, famili yang sedang sakit dan sebagainya.

Sebab tidak bisa pungkiri di malam-malam ganjil ramadhan pasti ada sebagian muslim yang keluarganya sakit, atau sedang berdagang atau bekerja dimalam hari untuk kebutuhan keluarga.

Tentu mereka tidak bisa i’tikaf di masjid namun dengan berbuat baik serta diniatkan ibadah untuk mengisi malam Lailatul Qadar insyaallah juga memperoleh kemuliaannya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan
Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan
Ramadhan dan Kita yang Sibuk Sendiri
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Bikin Haru, Jawaban Nyai Sinta Ketika Ditanya Tentang Kebiasaan Buka Puasa Gus Dur

Baca Lainnya

Rabu, 9 April 2025 - 07:16 WIB

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:26 WIB

Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:52 WIB

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

TERBARU

Gambar Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti (Sumber: Frensia Grafis)

Politia

Gaya Komunikasi Gibran, Dikaji Sejumlah Peneliti

Minggu, 20 Apr 2025 - 13:58 WIB