Frensia.id- Kucing domestik atau dalam bahasa lainya disebut Felis Catus, adalah jenis yang terbanyak dipelihara oleh masyarak Indonesia. Peliharaan jenis ini memiliki varian perilaku yang unik.
Untuk para pemelihara kucing domestik, tentu sangat perlu membaca literatur-literatur penting agar lebih muda dalam memilihara. Utamanya, terkait dengan perilaku yang umum dilakukan oleh kucing jenis ini secara alami.
Banyak orang bertanya-tanya tentang habitat asli kucing domestik karena mereka sering terlihat merajai lingkungan manusia. Kucing domestik sekarang dapat ditemukan di mana-mana, mulai dari pasar, rumah, hingga kafe. Keberadaan kucing yang mudah ditemui di berbagai tempat memang membuat banyak orang penasaran tentang asal-usul habitat mereka yang sebenarnya.
Ada beberapa akademisi yang fokus menyelidiki tindak-tunduk kucing domestik. Salah satunya adalah Rosdiana Ngitung.
Ia menulis karya berjudul “Characteristic Domestic Cat’s Behaviour Pattern“. Tulisan ini terbit pada SAINSMAT pada tahun 2021.
Dalam risetnya dijelaskan bahwa kucing jenis felis catus merupakan hasil domestikasi dari miacis. Semua jenisnya menunjukkan pola perilaku yang mirip.
Setidaknya, ada 10 pola perilaku yang dapat diamati. Adapun yang demikian adalah sebagaimana berikut ini;
Perilaku Ingestif
Tingkah laku ingestif adalah perilaku yang terkait dengan makan atau mengunyah (prehensi, mastikasi, dan deglutisi), minum, proses pengunyahan kembali makanan (ruminasi), dan menjilat. Perilaku ini mencakup aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam konsumsi makanan dan minuman serta pengolahan awal makanan di dalam mulut sebelum ditelan.
Kucing domestik menurut Rosdianan, memiliki dua fase makan. Ada fase apetitif (mendekati makanan) dan selanjutnya fase konsumtif (makan secara aktif).
Perilaku Seksual
Saat hewan melakukan seks tentu perilakuknya berbeda-beda. Sapi misalnya, ia lebih cenderung diam.
Kucing domestik untuk berkembang biak juga memiliki tindakan seksual. Hal tersebut umumnya ditunjukkan dengan suara keras karena duri pada penis jantan.
Perilaku Eliminatif
Pada umumnya, kucing sangat malu saat dia membuang kotoran atau berak. Tentu sangat berbeda dengan kucing pada umumnya.
Kucing domestik saat membuat berak selalu mencari tanah atau hal yang bisa digali. Ia memiliki kebiasaan mengubur kotorannya.
Perilaku Investigative
Kucing bisa masuk binatang pemburu. Walaupun kucing peliharaan, skill berburunya tetap ada.
Kucing domestik dalam berburu ia mencium dan mengendus sekitarnya. Hal ini umum dilakukan saat mencari mangsa atau makanan.
Perilaku agonistik
Kucing domestik biasanya sering lompat-lompat. Ia seringkali terlihat bersikap agresif baik sedang bergurau atau bertarung.
Perilaku allelomimetic
Allelomimetic adalah kompetensi atau sikap untuk meniru perilaku yang diperlihatkan atau diajarkan. Kucing domestik umumnya, juga memiliki sifat ini. Ia dapat meniru sebagian besar perilaku yang diajarkan kepadanya.
Perilaku Mencari Perlindungan
Sebagai hewan, kucing juga kadang merasa terancam. Biasanya beberapa saat merasa terancam atau menyerang. Untuk kucing domestik terlihat senang masuk ke dalam kotak atau celah sempit.
Perilaku Epimeletik
Perilaku epimeletik merupakan tindakan induk memberikan perhatian dan perawatan kepada anaknya. Ini mencakup aktivitas-aktivitas seperti membersihkan, merawat, memberi makan, dan melindungi anak agar tetap aman dan sehat.
Hal ini dilakukan oleh kucing domestik. Ia tampak menjilat dan menyusui anak-anaknya.
Perilaku Et-epimeletik
Perilaku ini disebut juga denagn istilah care-soliciting. Secera konseptual, biasanya disebut pola atau tingkah laku yang ditunjukkan oleh anak hewan untuk menarik perhatian, perawatan, atau bantuan dari induk atau hewan lainnya.
Perilaku tersebut dianggap penting dalam pembentukan hubungan sosial dan pengasuhan di antara anggota kelompok hewan dengan peliharaan. Umumnya, anak kucing domestik menganggap manusia sebagai induk karena memberi makan.
Perilaku Maladaptif
Perilaku maladaptif adalah tindakan atau respons yang menghambat seseorang untuk beradaptasi, menyesuaikan diri, atau berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan. Pada kondisi ini manusia sering melakukan pemberontokan atau perlawanan.
Pada konteks kucing atau hewan pada umumnya, biasa malakukan penyerangan pada hal dianggapnya menghambat. Begitupun kucing domestik, jika merasa terancam, ia sering menyerang sesama kucing dan manusia.